Warga Kapuk Teko atau yang lebih sering disebut Kampung Apung merasa
kecewa dengan kepemimpinan Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta.
Pada November 2012 lalu, Jokowi sempat mendatangi Kampung Apung. Namun
sampai saat ini, belum ada perubahan yang ditunjukkan dari saat dia
menjabat.
Nuraini (55), warga RW 01 mengatakan, saat datang ke
Kampung Apung Jokowi hanya mondar-mandir dan jalan-jalan saja. Tetapi
dia juga sempat menjanjikan akan melakukan pengeringan di Kampung Apung
supaya tidak banjir lagi secara permanen.
"Dulu dia ngomong, ah
masalah kayak gini sih gampang, tinggal disedot aja airnya. Tapi sampai
sekarang berubah sedikit pun enggak," kata Nuraini di Kampung Apung,
Rabu (15/5/2013).
Nuraini mengungkapkan, sebenarnya dia sangat
berharap pelantikan wali kota Jakarta Barat bisa dilaksanakan di Kampung
Apung. Dengan begitu, warga bisa langsung menyampaikan keluh kesahnya
tinggal di atas air bertahun-tahun padahal tempat tersebut bukan
bantaran sungai atau lautan.
"Pak Jokowi enggak pernah tinggal di atas air, sih, jadi dia enggak tahu gimana rasanya," kata Nuraini.
Janda
yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung ini merasa was-was karena
usianya semakin renta dan tinggal hanya berdua dengan cucunya yang masih
kecil. Jika musim hujan tiba, rumahnya bisa terendam selama seminggu
dan harus mengungsi ke sekolah apung.
Nuraini mengatakan, rumah
tanpa barang-barang elektronik ini merupakan harta benda satu-satunya
milik dia. Nuraini tidak bisa pindah dari tempat tersebut karena tidak
memiliki cukup uang untuk membeli rumah. Apalagi pendapatannya sebagai
pemulung hanya Rp 15.000 per hari.
Hal senada diungkapkan Pudjo
(65). Rumah dia sudah pernah diuruk setinggi satu rumah sebelumnya.
Walaupun begitu, kalau musim hujan tiba, rumahnya tetap saja terendam
air selama berhari-hari. Pudjo sudah pernah mendengar janji-janji mantan
wali kota Jakarta Barat Burhanuddin maupun gubernur DKI Jakarta, tetapi
air di bawah rumahnya belum juga disedot ke luar.
Pudjo
mengatakan, wilayah Kampung Apung memang rawan banjir. Saluran di depan
jalan pun belum juga diperbaiki. Kalau banjir datang, saluran air dan
jalan tidak terlihat perbedaannya. Kadang pengguna jalan yang tidak tahu
wilayah Kampung Apung terjeblos ke dalam saluran yang cukup dalam.
"Itu
kan bahaya banget kalau lagi banjir. Yang naik motor suka kecebur
saluran air karena enggak ada pembatas ataupun plang pemberitahuan,"
kata Pudjo.
Pudjo berharap masalah di kampungnya segera mendapat
perhatian dari pemerintah. Kedatangan Jokowi ke kampungnya tidak
memberikan arti menjadi prioritas utama dalam membenahi saluran air di
Kampung Apung.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar