Kamis, 16 Mei 2013

"Pak Jokowi Tidak Pernah Tinggal di Atas Air, Sih"

Warga Kapuk Teko atau yang lebih sering disebut Kampung Apung merasa kecewa dengan kepemimpinan Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta. Pada November 2012 lalu, Jokowi sempat mendatangi Kampung Apung. Namun sampai saat ini, belum ada perubahan yang ditunjukkan dari saat dia menjabat.
Nuraini (55), warga RW 01 mengatakan, saat datang ke Kampung Apung Jokowi hanya mondar-mandir dan jalan-jalan saja. Tetapi dia juga sempat menjanjikan akan melakukan pengeringan di Kampung Apung supaya tidak banjir lagi secara permanen.
"Dulu dia ngomong, ah masalah kayak gini sih gampang, tinggal disedot aja airnya. Tapi sampai sekarang berubah sedikit pun enggak," kata Nuraini di Kampung Apung, Rabu (15/5/2013).
Nuraini mengungkapkan, sebenarnya dia sangat berharap pelantikan wali kota Jakarta Barat bisa dilaksanakan di Kampung Apung. Dengan begitu, warga bisa langsung menyampaikan keluh kesahnya tinggal di atas air bertahun-tahun padahal tempat tersebut bukan bantaran sungai atau lautan.
"Pak Jokowi enggak pernah tinggal di atas air, sih, jadi dia enggak tahu gimana rasanya," kata Nuraini.
Janda yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung ini merasa was-was karena usianya semakin renta dan tinggal hanya berdua dengan cucunya yang masih kecil. Jika musim hujan tiba, rumahnya bisa terendam selama seminggu dan harus mengungsi ke sekolah apung.
Nuraini mengatakan, rumah tanpa barang-barang elektronik ini merupakan harta benda satu-satunya milik dia. Nuraini tidak bisa pindah dari tempat tersebut karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli rumah. Apalagi pendapatannya sebagai pemulung hanya Rp 15.000 per hari.
Hal senada diungkapkan Pudjo (65). Rumah dia sudah pernah diuruk setinggi satu rumah sebelumnya. Walaupun begitu, kalau musim hujan tiba, rumahnya tetap saja terendam air selama berhari-hari. Pudjo sudah pernah mendengar janji-janji mantan wali kota Jakarta Barat Burhanuddin maupun gubernur DKI Jakarta, tetapi air di bawah rumahnya belum juga disedot ke luar.
Pudjo mengatakan, wilayah Kampung Apung memang rawan banjir. Saluran di depan jalan pun belum juga diperbaiki. Kalau banjir datang, saluran air dan jalan tidak terlihat perbedaannya. Kadang pengguna jalan yang tidak tahu wilayah Kampung Apung terjeblos ke dalam saluran yang cukup dalam.
"Itu kan bahaya banget kalau lagi banjir. Yang naik motor suka kecebur saluran air karena enggak ada pembatas ataupun plang pemberitahuan," kata Pudjo.
Pudjo berharap masalah di kampungnya segera mendapat perhatian dari pemerintah. Kedatangan Jokowi ke kampungnya tidak memberikan arti menjadi prioritas utama dalam membenahi saluran air di Kampung Apung.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar