Presiden Joko Widodo ikut mengutuk aksi penyerangan kantor majalah
Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Serangan brutal pada Jumat (9/1/2015)
tersebut menewaskan 12 orang.
"Pemerintah mengutuk keras,
mengecam keras kekerasan semacam itu dengan dalih apapun juga," kata
Jokowi di sela kunjungannya ke PT Dirgantara Indonesia di Jl Pajajaran
Bandung, Senin (12/1/2015).
Namun Jokowi menegaskan kebebasan
berekspresi harus tetap dilakukan dengan menghormati kelompok suku, ras
dan agama lain.
Kebebesan ekspresi tak boleh digunakan untuk sengaja
menyinggung kelompok tertentu.
"Tetapi ini juga bahwa dalam
rangka, berekspresi, menulis dan lain-lain. Itu juga marilah kita saling
menghormati dan saling menghargai," sambungnya.
Kakak-beradik,
Said dan Cheriff Kouachi yang mendalangi penembakan brutal di kantor
majalah Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015) tewas ditembak polisi Prancis.
Keduanya tewas dalam penggerebekan di sebuah tempat percetakan di
Dammartin-en-Goele yang menjadi tempat persembunyian mereka.
Serangan
brutal juga mendatangkan kecaman dari pemimpin dunia. Warga Paris
bersama sejumlah pimpinan dunia pada Minggu (11/1/2015) berjalan kali dari
tempat bersejarah, Place de la Republique, menuju ke Place de la Nation.
Beberapa pemimpin dunia yang hadir antara lain Perdana Menteri
Inggris, David Cameron, Kanselir Jerman, Angela Merkel, Presiden
Palestina, Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
Raja dan Ratu Yordania, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry
dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov. Presiden Prancis, Francois Hollande,
terlihat memimpin gerak jalan bersama para pemimpin lainnya.
Aksi
jalan kaki itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap terorisme
setelah pada Rabu hingga Jumat kemarin, Paris dalam keadaan mencekam.
Saat itu terjadi dua penyanderaan di dua lokasi berbeda. Akibat dua
peristiwa itu, sebanyak 17 orang tewas. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar