Senin, 12 Januari 2015

Jokowi Terkesima Pembuatan Senjata di Pindad

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji akan meningkatkan produksi perangkat militer buatan lokal. Menurut dia, Indonesia jangan sampai terus-terusan membeli alat pertahanan di luar negeri. Karena itu, Pemerintah akan memberikan suntikan dana sebesar Rp 700 miliar kepada pelaku industri pertahanan, salah satunya PT Pindad.
"Kita akan dorong industri pertahanan dengan memberikan investasi dan suntikan dana. Jangan sampai kita terus-terusan membeli alat di luar negeri," kata Jokowi kepada wartawan seusai kunjungan kerja di PT Pindad, Kota Bandung, Senin 12 Januari 2015.
Untuk produksi pertahanan lokal, Jokowi menyadari, Indonesia masih belum bisa memproduksi 100 persen kebutuhan. Minimal industri pertahanan kita bisa join dengan perusahaan asing. "Tapi diusahakan tempatnya di Indonesia," kata Jokowi.
Pada acara tersebut, Presiden didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jendral Gatot Nurmantyo. Dalam kunjungan tersebut, tersebut, rombongan Kepresidenan mengunjungi beberapa gudang produkai miliki PT Pindad sekitar satu jam. Diantaranya meninjau gudang senjata dan gudang amunisi.
Jokowi terkesima dengan pola manajemen yang diterapkan PT Pindad. "Melihat line produksinya saya kira sangat bagus. Alurnya jelas. Tempat untuk memproduksi juga bersih," kata Jokowi yang merupakan Presiden Indonesia ke-7 ini.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pindad Silmy Karim mengatakan, dia sangat mengapresiasi dorongan dari pemerintah pusat untuk mendorong tumbuhnya industri pertahanan lokal. Silmy berharap tentara dan polisi tidak selalu ketergantungan terhadap produk-produk alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. "Karena itu, jika ada alutsista yang sudah mampu kita produksi oleh BUMN dalam negeri maka TNI dan Polri wajib untuk menyerapnya," ujar Silmy.
Sejauh ini, Pindad telah memproduksi kendaraan tempur seperti Anoa, Komodo, dan yang terbaru Panser Kanon 90 milimeter yang diberi nama Badak. Pindad juga telah mampu memproduksi amunisi kaliber 105 milimeter yang telah lulus uji sertifikasi TNI AD.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar