Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, PT Dirgantara
Indonesia harus fokus dalam menjalankan rencana bisnisnya sehingga bisa
lebih berkembang. Ia menyarankan agar perusahaan plat merah itu bisa
lebih banyak memproduksi pesawat penumpang seperti N219.
"Kalau
pasarnya dalam negeri, penumpang 30-60 orang itu diperlukan pasar. Maka
dari itu, tadi ada N219 yang ada penumpang 19 orang, kalau bisa ditambah
lagi jadi di atas 30 orang," kata Jokowi, setelah
mengunjungi PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Senin (12/1/2015).
Selama dua jam, Jokowi
berkeliling di areal perkantoran yang tampak suram sebagai tanda mulai
hilangnya masa jaya PT Dirgantara Indonesia. Ia menyusuri sebuah ruang
produksi di mana terdapat mesin-mesin penempa besi untuk membuat rangka
hingga sayap pesawat. Dia juga mendatangi ruang perakitan. Jokowi pun
mendengarkan penjelasan soal rencana PT Dirgantara Indonesia yang akan
segera memproduksi N219. Pesawat baling-baling yang direncanakan akan
resmi mengudara pada tahun 2017 itu ditujukan untuk penerbangan perintis
dengan karakteristik landasan pacu pendek dan tidak rata.
"Ini
yang dibutuhkan pasar dalam negeri. Bisa dari provinsi ke provinsi,
landasan runway-nya pendek. Dirgantara harus fokus ke sini, jangan
gonta-ganti cara. Harus konsisten," kata dia.
Jokowi mengaku
sangat terkesima dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki PT
Dirgantara Indonesia. Menurut dia, SDM yang mumpuni itu harus ditunjang
dengan rancangan bisnis yang fokus dan jelas.
Ada pun, kunjungan
ini merupakan kunjungan pertama Jokowi ke PT DI. Para pegawai mengaku
sudah sejak siang hari menunggu kedatangan presiden. Namun, Jokowi baru
tiba pada pukul 19.00 WIB. Mereka pun berharap agar pemerintahan yang
baru bisa lebih peduli akan dunia kedirgantaraan di Tanah Air.
Manajer
High Speed Machine M Lukman menyebutkan, SDM yang dimiliki PT DI
sebenarnya sangat mampu bersaing. Dia bahkan menyebutkan PT DI kini
mulai kebanjiran order membuat komponen pesawat seperti sayap dari
Airbus.
Selama ini , PT DI juga menjadi tempat perakitan bagi
pesawat jenis Airbus kawasan Asia Tenggara hingga helikopter Dauphin
milik Badan SAR Nasional. Sementara, pesawat N-219 yang membuat Jokowi
terkesima itu sudah mendapat pesanan dari Lion Air. Pesawat N-219
merupakan pesawat dengan teknologi yang mengadopsi pesawat N250 yang
digagas pada masa Presiden BJ Habibie namun akhirnya kandas karena
krisis moneter. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar