Untuk kesekian kalinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan target
swasembada pangan dalam waktu 3 tahun pemerintahannya. Mulai dari beras,
jagung, gula, kedelai, hingga daging.
"Dalam 3 tahun, saya targetkan ke Kementan untuk swasembada, tidak
boleh lebih. Kalau manajemen kebijakan dan manajemen lapangan diproses,
diawasi, diikuti, dalam 3 tahun kita akan kelimpahan beras. Tidak ada
impor beras lagi," tegas Jokowi dalam pembukaan MUNAS HIPMI ke-15 di
Hotel Trans Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1/2015).
Dengan keyakinan itu, Presiden Joko Widodo meminta agar Badan Urusan
Logistik (Bulog) menyiapkan diri. "Sudah saya sampaikan, hati-hati
Bulog, gudangmu harus disiapkan sekarang," singkatnya.
Bukan tanpa alasan Jokowi meminta itu. Dalam hitungannya, jika
berhasil swasembada pangan, maka produksi beras nasional diprediksi bisa
mencapai 20 juta ton. Bulog harus mempersiapkan pasar untuk ekspor
beras nasional.
"Kalau Bulog siap, mau dijual ke mana? Mau diekspor ke mana? Kalau
pasar ekspor tidak siap terima, harus ada hilirisasi. Proses ini harus
dikerjakan," tegas Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai, selama ini problem Indonesia
tidak dapat swasembada pangan karena dalam distribusi pupuk tidak
diawasi. Pemberian benih kepada petani tidak dilakukan. Sehingga, kata
Jokowi, produksi hanya terserap 20 persen.
"Padahal itu harus lelang 40-60 hari, padahal benih dan pupuk tidak
bisa nunggu-nunggu. Begitu hujan datang, petani butuh benih untuk
ditanam, ya harus ada sama pupuk," ujarnya.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, pengadaan pupuk tidak akan
terganggu karena sektor pertanian kini menjadi prioritas pemerintahan.
Sektor pertanian termasuk salah satu sektor yang dikucurkan dana
pemerintah dari hasil pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar