Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Ruhut Sitompul mengatakan, polemik
mengenai calon Kapolri itu sebaiknya diserahkan kepada presiden. Sebab,
menurut dia, Jokowi yang lebih tahu siapa sosok yang dipilihnya sebagai
orang nomor satu di korps Bhayangkara itu.
Ruhut menyatakan, nama
yang diajukan Jokowi sebagai calon Kapolri itu sebenarnya didapat dari
rekomendasi Kompolnas dan Indonesia Police Watch (IPW). Oleh sebab itu,
dia meminta agar publik tak perlu khawatir.
"Tidak usah khawatir,
Jokowi presiden kita itu, beliau yang lebih tahu mengenai hal tersebut.
Jadi yang mengusulkan itu kan Kompolnas dan IPW. Karena jika merujuk
pada UU kepolisian dan UU kejaksaan, itu adalah hak prerogatif presiden,
dan komisi III yang melakukan fit and propertest nya," kata Ruhut di
Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015).
Ruhut mengaku
tidak akan menanggapi terlebih dahulu mengenai dugaan keterlibatan
Komjen Budi Gunawan dengan isu-isu yang beredar di publik mengenai
masalah rekening gendut. Dia khawatir, isu rekening gendut menjadi
pembunuhan karakter bagi Budi Gunawan.
"Masalah dugaan rekening
gendut seperti ini sudah 10 tahun yang lalu, kita tidak mau ada
pembunuhan karakter. Biar nanti Budi Gunawan sendiri yang menjelaskannya
di Komisi III," kata Ruhut.
"Memang ada surat dari Polri ke
PPATK yang menjelaskan bahwa Budi Gunawan ini clear. Jadi saya hanya
mendengarkan petinggi partai dimana semuanya mengatakan bahwa dia itu
baik. Kami di sini ini kan hanya wayang," katanya menambahkan.
Mayoritas KMP Dukung Budi Gunawan
Koalisi Merah Putih di DPR selama ini mengkritik setiap kebijakan
Presiden Jokowi. Namun terkait calon Kapolri, KMP tak menentang
sama sekali pilihan Jokowi.
Presiden Jokowi memang
mengajukan nama Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal
Kepala Kepolisian RI ke DPR. Meskipun tidak mempengaruhi keputusan,
biasanya kalangan Komisi III DPR mengkritik calon yang diajukan
presiden.
Namun hal ini tidak terjadi saat Komjen Budi Gunawan
jadi calon tunggal Kapolri. Sekjen PAN Taufik Kurniawan misalnya,
langsung yakin Komjen Budi Gunawan sudah memenuhi kriteria.
"PAN
simpel saja, seorang prajurit kalau sudah mengemban bintang (jenderal)
tentu sudah lolos kualifikasi Wanjakti," kata Taufik di gedung DPR/MPR
Jakarta, Senin (12/1/2015).
Saat nama Komjen Budi Gunawan
dibacakan sebagai calon tunggal Kapolri di tengah sidang paripurna DPR
pun tak ada interupsi sama sekali. Tak biasa partai anggota KMP menerima
begitu saja keputusan Presiden Jokowi.
Tak hanya PAN, PD yang
juga kerap punya sikap sama seperti KMP pun tak menolak. PD yang meminta
penjelasan soal rekening gendut, tak ingin disebut asal menolak calon
kapolri tersebut.
"Penolakan itu dimungkinkan, tapi harus dengan
alasan yang jelas. Kalau tanpa alasan itu, nanti Komisi III
dipertanyakan," kata Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman.
Partai Golkar pun tak mengkritik keputusan Presiden Jokowi. Golkar
langsung memproses fit and proper test Komjen Budi Gunawan. Ketimbang
mengkritik, Golkar menjelaskan urutan fit and proper test calon Kapolri
nantinya.
"Setelah dibacakan di paripurna akan dibawa ke rapat
Bamus untuk dikoordinasikan dengan komisi erkait yaitu komisi III.
Komisi III akan mengagendakan fit and proper test calon Kapolri. Setelah
ditetapkan maka komisi III akan mengumumkannya melalui iklan media masa
untuk meminta masukand dari masyarakat," kata Sekretaris FPG DPR
Bambang Soesatyo.
"Lalu Komisi III juga akan melakukan kunjungan
lapangan ke rumah dan lingkungan calon untuk melihat langsung kehidupan
sosial, gaya hidup, keluarga yang bersangkutan," lanjut Bambang yang
biasa mengkritik Presiden Jokowi ini.
PKS juga tak menunjukkan
'perlawanan' terhadap langkah Presiden Jokowi tersebut. "Kita wain and
see kita lihat bagaimana komitmen beliau memajukan reformasi di tubuh
Polri," kata Nasir Djamil, anggota Komisi III DPR dari PKS.
Hanya Gerindra yang mencoba mengkritik namun dengan alasan yang cenderung politis.
"Kita
ingin Presiden menggunakan kewenangannya secara penuh sesuai
Undang-undang dalam menunjuk Kapolri, agar Presiden tidak
dibayang-bayangi oleh Ketum partai," kata Ketua Fraksi Gerindra DPR,
Ahmad Muzani, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/1/2015). [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar