DPR telah menyetujui Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri. Kini semua
pihak menunggu sikap negarawan Presiden Joko Widodo yang selama ini
berkomitmen antikorupsi, peraih Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA)
2010.
Jokowi memang selama ini punya komitmen tinggi terhadap
pemberantasan korupsi. Jokowi bahkan melibatkan KPK untuk ikut
menyeleksi calon menteri yang bakal membantunya lima tahun ke depan.
Komitmennya dibuktikan, sejumlah nama yang mendapat rapor merah dicoret
dari daftar calon menteri.
Namun entah kenapa Jokowi tak
melibatkan KPK saat menentukan calon Kapolri sampai kemudian mengusulkan
Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR. Komitmen
Jokowi mulai dipertanyakan, namun masih banyak pihak yang berpikiran
positif terhadap sang presiden yang dikenal hobi blusukan dan selalu
mendengarkan aspirasi rakyat tersebut.
Kini Jokowi benar-benar
jadi sorotan, utamanya setelah DPR menyetujui pencalonan Komjen Budi
Gunawan menjadi Kapolri. Jokowi dalam posisi sulit lantaran calon
tunggal Kapolri itu ditetapkan KPK menjadi tersangka kasus rekening
gendut hanya sehari sebelum proses fit and proper test digelar Komisi
III DPR. Jika komitmen Jokowi dalam pemberantasan korupsi masih tebal,
tentu sudah jelas langkah apa yang akan diambil.
Tapi sikap final
Jokowi soal pelantikan Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri sama
misteriusnya dengan isi pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh yang mulai
bicara 'lebih cepat lebih baik' untuk pelantikan Komjen Budi Gunawan.
Apalagi kabar santer Ketum Partai NasDem itu telah sepakat dengan Ketum
PDIP dan petinggi KIH lain soal 'lanjutkan Budi Gunawan'.
Sikap
Jokowi pun di persimpangan jalan antara semangat antikorupsi dan
wejangan para punggawa KIH. Para relawan Jokowi pun mulai bergerak
bersuara 'salam gigit jari', menyerukan harapan agar Sang Presiden lebih
mendengarkan aspirasi rakyat.
Komisi Pemberantasan Korupsi yang
menjadi punggawa pemberantasan korupsi di Indonesia pun ikut bersuara.
KPK menyarankan Presiden Jokowi bertindak bijaksana dan tak melantik
Komjen Budi Gunawan jadi Tri Brata-1.
"Lima tahun ke depan dia akan mengkhianati komitmen itu. Jadi komitmen
antikorupsinya diragukan," kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja soal
risiko jika Jokowi tetap melantik Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri.
Menurut
Wakil Ketua Komisi III DPR dari PD Benny K Harman, pengangkatan Komjen
Budi Gunawan menjadi Kapolri akan mencoreng Republik ini, karena untuk
pertama kalinya presiden mengangkat seorang tersangka menjadi Kapolri.
Apabila Komjen Budi Gunawan dipaksakan jadi Kapolri dengan stasus
tersangka, maka diyakini tak akan mendapat kepercayaan rakyat, apalagi
Polri dituntut secara aktif menegakkan hukum, termasuk pemberantasan
korupsi.
"Jika Presiden dan atau Dewan mengabaikan apa yang
menjadi ketetapan KPK akan memiliki akibat yang kurang baik bagi kedua
lembaga. Karena kedua lembaga utama di DPR oleh rakyat akan dinilai
tidak sungguh-sungguh mendukung upaya pemberantasan korupsi," kata Benny
saat menyatakan sikap PD menolak pengesahan Komjen Budi jadi Kapolri.
PD
menjadi satu-satunya parpol yang menolak Komjen Budi jadi Kapolri.
Belakangan PAN ikut di belakang PD mengawal komitmen DPR terkait
pemberantasan korupsi. Yang harus dilakukan pada saat ini, menurut
Benny, adalah melakukan pendalaman dan klarifikasi atas dugaan
keterlibatan Komjen Budi Gunawan, baik kepada presiden, KPK, Polri,
Kompolnas, maupun kepada Komjen Budi Gunawan.
"Kapolri yang
tengah menjabat saat ini yaitu Jenderal Polisi Sutarman masih tetap bisa
menjalankan tugas sampai klarifikasi atas kasus Komjen Polisi Budi
Gunawan selesai. Dikaitkan pula dengan UU nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian RI bab 2 pasal 11 dan penjelasannnya maka jabatan Jenderal
Polisi Sutarman belum berakhir, yang bersangkutan belum mengundurkan
diri, belum memasuki usia pensiun, tidak berhalangan tetap dan tidak
juga dijatuhi pidana berkekuatan hukum tetap," usul Benny soal jalan
keluar persoalan pelik yang dihadapi Jokowi saat ini.
Lalu mana yang bakal didengar Jokowi, suara rakyat atau suara elite KIH? Semua pihak menanti sikap negarawan Presiden Jokowi. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar