Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengaku pasrah
jika pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) mencabut kebijakan mobil
murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) jika dinilai tidak sejalan dengan upaya penghematan dana subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Sudirman
MR, Ketua Umum GAIKINDO mengatakan pelaku industri otomotif akan
mengikuti apapun program yang ditetapkan pemerintah termasuk kebijakan
LCGC tersebut. "LCGC ini kan program pemerintah, kami dari industri
mengikuti saja program pemerintah. Tetapi karena ini program pemerintah,
tentu kami hanya berharap adanya konsistensi," ujar Sudirman usai
menghadap Wakil Presiden dikantornya, Rabu (12/11/2014).
Menurut Sudirman jika pemerintahan baru tidak ingin meneruskan program
LCGC yang dibuat Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maka penjualan
anggota GAIKINDO dipastikan berkurang drastis. "Tahun ini target
penjualan 1,2 juta unit, didalamnya itu sekitar 13,7% merupakan produk
LCGC. Kalau tidak ada LCGC, penjualan akan berkurang. Padahal konsumsi
BBM LCGC itu lebih hemat 20 kilometer per liter dibandingkan kendaraan
lain," katanya.
Namun dibalik kepasrahannya, Presiden Direktur PT
Astra Daihatsu Motor tersebut berupaya meyakinkan bahwa LCGC justru
memberikan lebih banyak keuntungan dibandingkan kerugian yang
diakibatkannya. Sudirman mengatakan tingkat kandungan dalam negeri yang
digunakan LCGC sudah mencapai 87 persen sehingga memberikan nilai tambah
bagi industri lain yang menyokongnya.
"Saat ini hanya beberapa
komponen mesin dan transmisi tidak dibuat didalam negeri karena volume
produksi industri dalam negeri belum mencukupi. Sehingga lebih murah
impor daripada produksi lokal. Tetapi lagi-lagi kami akan mengikuti
aturan pemerintah," kata Sudirman.
Data GAIKINDO menyebutkan,
hingga September 2014 penjualan mobil tercatat sebanyak 932.943 unit,
hanya naik 2,7 persen dibandingkan realisasi penjualan sampai September
2013 sebanyak 908.330 unit. Dari angka total tersebut, jumlah LCGC yang
terjual sebanyak 102.711 unit atau 11 persen terhadap total penjualan
mobil nasional.
Harga BBM
Terkait rencana
pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tahun ini, Sudirman
memperkirakan kebijakan tersebut akan menurunkan penjualan mobil sebesar
10-15 persen dalam waktu dua bulan. "Memang kami perkirakan akan ada
pengaruh. Bagi kami itu normal, tetapi untuk jangka panjang itu baik
bagi industri otomotif. Karena itu kami memperkirakan penjualan mobil
tahun depan tidak akan bertambah dibanding tahun ini sekitar 1,2 juta
unit," katanya.
Untuk menyiasati potensi penurunan penjualan
dalam negeri, anggota GAIKINDO menurutnya akan memperbanyak ekspor
dengan mencari negara-negara baru yang mampu menyerap produksi mobil
tersebut. "Saat ini negara tujuan ekspor kita tersebar di Asean, bahkan
juga di luar Asean seperti Timur Tengah dan Afrika Selatan," ujar
Sudirman. [CNN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar