Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mendukung pemungutan suara
berbasis elektronik atau e-voting diterapkan di Indonesia. Jokowi yakin
pemungutan suara dengan e-voting akan membuat pemilihan umum lebih baik.
"Memang
bagus. Semua sistem yang berkait dengan elektronik itu bagus. Saya rasa
sangat memungkinkan (diterapkan)," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta,
Jumat (19/9/2014).
Jokowi mengatakan, yang perlu dilaksanakan
selanjutnya, yakni sosialisasi sistem tersebut oleh lembaga terkait,
salah satunya Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jika sosialisasi tepat
sasaran, Jokowi yakin penerapan e-voting di Indonesia bisa diterapkan
pada pemilu 2019 mendatang.
"Yang harus dibangun itu, apakah
masyarakat bisa percaya dengan sistem itu atau tidak. Itu yang harus
dilakukan. Yang penting itu," ujar Jokowi.
Badan Pengembangan dan
Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki karya e-voting. Sistem ini sudah
diterapkan dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di beberapa daerah.
Dengan teknologi ini, proses pemilu menjadi lebih cepat dan hemat.
Untuk
menjalankan sistem e-voting ini dibutuhkan satu set perlengkapan mulai
dari card reader untuk membaca kartu pemilih yang mencantumkan chip
dengan nomor NIK e-KTP, sebuah layar sentuh yang menampilkan foto
kandidat, dan printer struk barcode sebagai bukti telah menggunakan hak
pilih.
Dengan adanya teknologi e-voting ini, proses pemungutan
suara yang biasanya butuh bermenit-menit kini hanya perlu waktu 30
detik. [tribun]
INI AKAN LEBIH BAIK KARENA BISA LANGSUNG MENGHITUNG SENDIRI JUMLAH PEROLEHAN SUARANYA, tidak memasukkan data lagi sehingga lebih cepat dan pasti lebih hemat, TETAPI SAYA SENDIRI BELUM TAHU, SATU ORANG BISA MEMILIH BERKALI-KALI APA ENGGAK???
BalasHapus