Selasa, 26 Agustus 2014

Petaka Itu Datang dari Kantor Transisi

Bermula dari ketidak transparanan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), membuat berbagai pihak meradang. Para relawan,  partai koalisi, termasuk wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) juga merasa ditinggalkan oleh ulah Jokowi. Tanda tanda ini kasat mata ketika para pimpinan partai koalisi hampir pingsan karena "syarat tiba-tiba dari Jokowi" yang mengharuskan meninggalkan partai saat jadi menteri Jokowi. Yang baru saja terjadi adalah ketika para relawan menggeruduk kantor Transisi Jokowi-JK.
Dipimpin Boni Hargens mereka menuntut ingin lebih dilibatkan di kantor Transisi. Apa iya hanya itu?
Ada sekitar 88 relawan yang datang pada Senin (25/8/2014) sore. Mereka sempat memaksa masuk ke dalam kantor transisi di Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat. 88 Orang yang mengaku relawan ini akhirnya ditemui Deputi Kantor Transisi Andi Wijajanto.
"Kedatangan kami hari ini bermaksud meminta klarifikasi dari Kantor Transisi dalam hal ini pimpinan dan keempat deputi. Mengenai nama-nama yang sudah diserahkan. Kapan kami akan secara legal bekerja di Kantor Transisi?" ujar Bony Hargens saat bertemu Andi.
Muncul berbagai dugaan soal keinginan relawan ini. Ada kabar relawan meminta 'jatah' menteri, ada kabar relawan meminta pamrih. Isu liar ini berkembang dan semakin memanas di media sosial. Tapi seperti dibilang Boni, mereka cuma ingin bekerja secara legal di Kantor Transisi. Sepertinya para relawan yang dipimpin Boni ini ingin terlibat langsung dalam seleksi menteri.
Andi Wijajanto salah satu deputi yang menemui Boni Hargens dan perwakilan 15 relawan hanya menanggapi bijak tuntutan ini. "Mereka meminta pertemuan khusus dengan Deputi, tapi nggak ada, karena semuanya rapat di rumah Pak JK," kata Andi Widjajanto.
Menurut Andi, 88 perwakilan dari 15 organisasi relawan itu sudah masuk menjadi bagian dari 22 pokja dalam tim transisi. Mereka menitipkan semua perwakilan mereka hampir ke semua pokja, kecuali pokja arsitektur kabinet.
Mereka sudah masuk dan memberikan nama sudah rinci dengan pokjanya tapi belum pernah mengumpulkan semuanya. Karena itu mereka minta dipertemukan semuanya," ujarnya.
Masih menjadi tanya, apa sebenarnya keinginan relawan? Apakah hanya sekedar ingin dilibatkan atau tentang "jatah" untuk para relawan?
Dalam kultur Jawa, memang biasa orang tidak mengemukakan maksud dan tujuannya di depan, tetapi maksud dan tujuan itu akan muncul kemudian. Mudah-mudah Jokowi tidak merupakan penganut faham itu.

Perang Dingin Jokowi vs JK
Keharmonisan hubungan Jokowi-JK, dikabarkan mulai terganggu. Pemicunya, antara lain perbedaan pandangan mengenai formasi kabinet.
Namun, banyak pihak menduga perang dingin keduanya berawal dari pembentukan kantor transisi yang hanya keinginan sepihak Jokowi. JK dikabarkan tidak dilibatkan dalam pembentukan tim ini.
"Saya rasa memang benih perpecahan sudah mulai tampak. Bagaimanapun JK ini kan punya saham terhadap pemenangan nah ketika tim transisi terbentuk jelas JK tidak dilibatkan karena sedang di Amerika," ujar Andrianto, Selasa (26/8/2014).
JK, kata Andrianto memang dikenal berani protes bahkan melawan jika pasangannya dianggap bekerja sendiri tanpa melibatkan dirinya. Jangankan Jokowi, saat menjadi wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), JK kerap mengambil kebijakan sendiri lantaran SBY dinilai lamban.
Hal lain yang membuat JK marah, lanjut Andrianto, adalah pengangkatan mantan menteri perindustrian pada era Megawati Soekarnoputri, Rini Mariani Soemarno Soewandi sebagai Kepala Kantor Tim Transisi. "Apalagi ditunjuknya Rini Soemarno jelas JK pasti tidak mau. Belum lagi personalianya tidak ada yang JK minded," katanya.
Karena itu, agar hubungan Jokowi-JK kembali harmonis, Andrianto menyarankan agar Kantor Transisi dibubarkan. Selain itu, tim transisi hanya ikut-ikutan Amerika, namun sejatinya tidak mengakomodasi seluruh kepentingan.
"Solusinya konsisten saja denan janji-janjinya, misalkan kabinet nonpartai dan transaksional. Jokowi juga harus bubarkan Kantor Transisi yang ikutin Amerika, harusnya membentuk kabinet tidak perlu bikin kegaduhan baru," pungkasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar