Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menanggapi
rencana kenaikan harga bahan bakar minyak. Dia menyerahkan keputusan itu
kepada pemerintah saat ini. "Yang mau menaikkan siapa? Tanya sama
pemerintah yang sekarang, dong," ujar Jokowi, Selasa (26/8/2014).
Rencana
kenaikan BBM kembali dibahas menjelang berakhirnya pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kebijakan itu diambil guna mengurangi
beban subsidi yang masih tergolong tinggi.
Jokowi sebelumnya sempat menyatakan persetujuannya. Ia berharap pencabutan itu bisa dialokasikan untuk sekor produktif.
Jokowi
belum bisa menilai apakah kenaikan itu tepat dilakukan saat ini atau
pada era pemerintahannya. Dia pun enggan menanggapi apakah kenaikan itu
akan berdampak pada kinerja pemerintahannya. Sikap atas persoalan itu
baru akan dipastikan setelah menemui Presiden SBY
di Bali esok hari. "Nanti saja," ujar Jokowi.
Tentang Menteri
Jokowi mengatakan akan tetap melibatkan ketua partai
anggota koalisi Indonesia Hebat untuk menentukan bursa calon menteri.
"Kamu tuh bisa mengusulkan, apalagi ketua partai," ujarnya, Selasa (26/8/2014).
Penentuan
susunan kabinet baru, Jokowi melanjutkan,
akan ditentukan pertengahan September seusai dibahas dengan wakil
presiden terpilih Jusuf Kalla (JK). Pandangan dari partai koalisi pun akan
diikutsertakan. "Kalau ada yang tidak sepakat? Ya dibuat agar sepakat,"
katanya.
Jokowi membentuk Tim Transisi yang menyiapkan opsi
postur pemerintahan lima tahun mendatang. Wakil Kepala Tim Transisi Andi
Widjajanto beberapa waktu lalu mengatakan timnya hanya memberikan opsi
mengenai arsitektur kabinet dan kelembagaan. "Tim tak mengajukan nama,"
katanya.
Menurut Jokowi, keterlibatan ketua partai diperlukan untuk memberi
masukan tentang formasi kabinet yang ideal. Hanya saja, mereka belum
bisa dilibatkan lantaran kesibukan masing-masing. "Yang satu bisa, yang
lain enggak, yang satu pulang, yang satu pergi. Nanti ketemu ketua-ketua
partai dulu," ujarnya. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar