Esok malam 'Presiden' Jokowi membahas persiapan pemerintahan transisi
dengan Presiden SBY di Bali. Jokowi berharap setelah pertemuan tersebut
Tim Transisi dapat langsung bekerja dengan jajaran pemerintah tentang
detail pembangunan nasional yang berkesinambungan.
"Saya ingin pertemuan masuk ke persoalan-persoalan yang ada sehingga
transisi lancar," ujar Jokowi kantor tim di Jl Sisingamangaraja 5,
Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Menurut rencana, pertemuan Jokowi dengan SBY berlangsung di Nusa Dua
pada Rabu (27/8) malam. Mereka membicarakan persiapan transisi
pemerintahan termasuk rencana mengurangi subsidi BBM, ketahanan energi,
infrastruktur dan lain sebagainya.
Pertemuan ini sebetulnya tidak akan membahas masalah-masalah yang
terlalu detail persoalan teknis terkini di masing-masing kementerain.
Masalah tersebut menjadi tugas Tim Transisi dengan masing-masing
departemen yang bersangkutan, tidak terkecuali dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Unit Kerja Presiden Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
"Kita memang bicara awal, baru permulaan mengenai APBN 2015. Jadi mana
saja ruang-ruang yang bisa kita masuki agar program kita bisa
dikerjakan. Kita bicara dengan Pak SBY hanya untuk ketok pintu agar bisa
masuk," jelasnya.
Di dalam penyusunan RAPBN 2015 yang disampaikannya kepada DPR pada 15
Agustus lalu, Presiden SBY menegaskan menegaskan membuka ruang yang
seluas-luasnya bagi pemerintah baru melakukan penyesuaian. Sebab itu
RAPNB 2015 menjadi lebih sederhana dibanding sebelum-sebelumnya sebab
hanya menganggarkan pos-pos pengeluaran wajib, yaitu seperti anggaran
untuk pendidikan, belanja pegawai dan cicilan utang.
Nusa Dua, Bali, dipilih sebagai lokasi pertemuan sebab lusa Presiden SBY
dijadwalkan membuka pertemuan PBB yang diselenggarakan di sana. Yaitu
ajang United Nations Alliance of Civilization (UNAOC) atau Konferensi
Aliansi PBB untuk Peradaban pada 29-30 Agustus 2014.
Namun belum tentu Jokowi akan diperkenalkan langsung dengan Sekjen PBB
Ban Ki-moon dalam kesempatan itu. "Sudah kenal kok. Ban Ki-moon sudah
telepon saya," ujar Jokowi.
Lebih jauh Jokowi berjanji akan melaporkan semua hasil pertemuan dengan presiden SBY kepada semua Parpol Koalisi Pengusung Jokowi-JK untuk sebagai bekal pembahasan
RAPBN 2015 di DPR kelak.
"Nantinya semua fraksi partai pendukung akan kami ajak bicara,
rencananya Kamis malam," kata Jokowi, Selasa (26/8/2014).
Tentang Kabinet Jokowi-JK
Struktur kabinet pemerintahan baru yang sedang disusun, tidak akan
'Presiden' Jokowi bahas dengan Presiden SBY. Pertemuan mereka esok malam
akan sepuhnya fokus kepada persiapan transisi pemerintahan yang mulus
dari SBY-Boediono kepada Jokowi-JK.
"Kok urusan kabinet," sergah Jokowi menjawab pertanyaan apakah struktur kabinet akan dibahas dengan SBY di Bali esok malam.
"Soal RAPBN!" tegasnya kepada wartawan yang mencegatnya usai pertemuan
dengan Fraksi PDIP dan Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl
Sisingamangaraja 5, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Khusus urusan kabinet, akan ada pertemuan tersendiri antara Jokowi
dengan para pimpinan parpol pengusungnya. Pertemuan itu akan menegaskan
kembali komitmen bahwa anggota kabinet dilarang keras merangkap jabatan
strukturan dalam partai politik.
Bagaimana bila ada papol yang menolak?
"Ya dibuat agar sepakat. Harus rampung dong," jawab Jokowi.
Menurut rencana, pertemuan Jokowi dengan SBY berlangsung di Nusa Dua
pada Rabu (27/8) malam. Mereka membicarakan persiapan transisi
pemerintahan termasuk rencana mengurangi subsidi BBM, ketahanan energi,
infrastruktur dan lain sebagainya.
Pertemuan ini sebetulnya tidak akan membahas masalah-masalah yang
terlalu detail persoalan teknis terkini di masing-masing kementerain.
Masalah tersebut menjadi tugas Tim Transisi dengan masing-masing
departemen yang bersangkutan, tidak terkecuali dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Unit Kerja Presiden Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar