Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku
kaget saat Tim Transisi dideklarasikan. Pasalnya, Jokowi tidak memberi
tahu Cak Imin itu bahwa Tim Transisi akan
dipublikasikan.
"Pada awal deklarasi, kita kaget karena kita tahu
kronologi awalnya tidak dipublikasi. Itu (Tim Transisi) semacam tim
saja untuk menyiapkan konseptual seperti pendampingan pada zaman
kampanye," kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat,
Selasa (26/8/2014).
Sehari setelah deklarasi, Jokowi baru
menelefon Imin. Menurut Imin, Jokowi belum sempat memberitahunya karena
saat itu dirinya sedang berada di Australia.
"Kami sempat cerita
bahwa (saya) kaget. Dia (Jokowi) telefon saya bahwa ada Tim Transisi,
enggak usah kaget. Setelah deklarasi itu enggak usah kaget karena belum
sempat ngasih tahu," ungkapnya menirukan isi pembicaraan dengan Jokowi.
Masalah
komunikasi, Cak Imin mengaku terus berhubungan dengan Tim Transisi
meski tidak setiap hari. "Komunikasinya setiap ada kebutuhan,"
tuntasnya.
Salam Gigit Jari
Sebagai salah satu partai pengusung, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
tentu punya peluang mendapat jatah kursi tersebut.
Saat ditanya
mengenai hal ini, Cak Imin mengaku tidak mau
berharap atas kursi menteri di kabinet Jokowi-JK. Hal itu dikarenakan
semua pilihan, kata dia, ada di tangan Jokowi-JK.
"Pak Jokowi
belum pernah menawari. Arah kabinet itu murni dari Jokowi-JK, jikalau
tidak ditawari, tidak mau dianggap berharap, enggak enak," kata cak Imin.
Mendengar ucapan Cak Imin
itu, seorang kader partai lantas berseloroh bahwa salam dua jari bisa
berubah menjadi salam gigit jari jika saja PKB tidak mendapat kursi
menteri di kabinet.
Sontak, tawa Cak Imin pun pecah sambil
mengulang ucapan kadernya itu, "Bukan salam dua jari, tapi salam gigit
jari," ucapnya yang kemudian diikuti tawa para wartawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar