Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hampir dua tahun bekerja dengan Joko Widodo (Jokowi) di Ibu Kota. Ternyata, Ahok punya kritik terhadap Jokowi yang baru terpilih sebagai presiden itu.
"Dia terlalu lambat mengambil keputusan," kata Ahok di kantornya.
Ahok menilai Jokowi menerapkan teori membunuh kodok selama memimpin Jakarta.
Menurut Ahok, teori itu terutama dipakai dalam penggantian pejabat di DKI.
"Gue ingin ganti orang buru-buru, dia tahan," kata Ahok dikantornya.
Jokowi, kata Ahok, dalam mengganti pejabat di DKI ibarat melemparkan kodok ke air dingin. Kodok itu, Ahok melanjutkan, berenang dan diam. Lalu, kompor pun dipanaskan pelan-pelan. Sampai mati, kodok itu tidak akan loncat karena tidak merasa dibunuh," kata Ahok.
Dia mengaku punya cara berbeda dengan Jokowi. "Kalau gue, enggak usah lempar kodoknya, langsung gue tembak saja. Selesai."
Ahok menilai Jokowi kerap lambat mengambil keputusan. Kelambanan itu diakui Ahok merupakan salah satu hal yang tak disukainya dari Jokowi. Tapi, dia menilai Jokowi punya pertimbangan dan berhitung sebelum mengambil keputusan.
Ahok hampir dua tahun memimpin Jakarta bersama Jokowi. Dalam waktu dekat, Ahok bakal menggantikan Jokowi yang terpilih sebagai presiden.
Tapi, Ahok menilai kelambanan Jokowi sebagai strategi dan ada alasannya. "Dia meyakini itu benar, ya, itu hak dia, dong. Saya terima saja sebagai wakil beliau."
Ahok juga menilai Jokowi tidak begitu tepat waktu. Bisa jadi, kata Ahok, Jokowi terlalu sering blusukan sehingga waktunya pun jadi sulit dihitung.
Dalam waktu dekat, Ahok akan menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI. Jokowi akan dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang. [wartajakarta]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar