Darmawan Sepriyossa, jurnalis yang dituding bertanggung jawab dalam
peredaran Tabloid Obor memberikan klarifikasi kepada Tempo perihal
keterkaitan di balik peredaran tabloid tersebut, Jumat (13/6/2014).
Dalam pengakuan, ia menyebutkan ingin menerbitkan media yang tidak
berpihak kepada salah satu pasangan calon presiden dan mengembalikan
fungsi media sebagai pilar ke empat demokrasi.
Darmawan mengaku diajak oleh Setiyardi, Deputi Staf Khusus Presiden
SBY untuk membuat tabloid politik dengan tema Kekuatan PDI Perjuangan usai
Pileg 2014.
Dia mengaku menerima tawaran Setiyardi karena ingin menjadi
'anjing penjaga' media. Menurut Darmawan, media massa mainstream saat
ini cenderung berpihak. Ia mengatakan media massa saat ini cenderung
berpihak pada pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam surat
kepada Tempo, Darmawan menuliskan penggalan percakapan dengan Setiyardi.
Dalam percakapan tersebut Setiyardi mengatakan ada banyak tulisan yang
berseliweran di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Setiyardi
mengungkapkan niat untuk mengambil tulisan itu sebagai bahan tulisan
untuk tabloid Obor Rakyat. "Kan tidak semua masyarakat memiliki facebook
dan twitter," ujar Setiyardi seperti dalam surat. Artinya, kata
Darmawan, Setiyardi berniat membagikan tulisan-tulisan kritis itu kepada
mereka yang tak terlalu akrab dengan internet, dalam bentuk media
cetak.
Selama beberapa pekan, beredar tabloid Obor Rakyat yang
menuding Jokowi dengan isu SARA dan tudingan korupsi yang dilakukan
oleh Jokowi. Dua hari lalu, tabloid Obor Rakyat edisi kedua kembali
beredar di Jember. Berita utama yang diangkat dalam tabloid Obor edisi
kedua adalah "1001 Topeng Pencitraan". Pemberitaan tabloid tidak satu
pun yang memberitakan pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa. Dalam semua berita yang ditulis oleh Obor, tidak
satu pun yang memuat klarifikasi dari kubu Jokowi terkait dengan
tudingan yang diarahkan ke Jokowi.
Darmawan juga menceritakan
saat membahas tema utama dengan Setiyardi, ide mengerucut pada sosok
calon presiden yang diusung dari PDIP, Jokowi. Jokowi dianggap
belum menuntaskan tugas sebagai Gubernur tetapi berambisi sebagai calon
presiden. "Kami berdua melihat Jokowi hilap," ujar Darmawan. Ia menilai
Jokowi menyia-nyiakan suara warga Jakarta yang memilihnya dalam pilkada
silam. Hal ini yang hendak ia kritisi dalam tabloid Obor Rakyat yang
sudah beredar sebanyak dua edisi. [tempo]
Kalau bisanya hanya menjelak-jelekkan seseoarang buat apa anda hidup ????????
BalasHapusBUatlah bangsa dan negara ini bangga akan kreatif anda tanpa harus membuat isu sara, atau membakar emosi masyarakat. dan kalau saya tau siapa anda mugkin anda tidak lama hidup di kampung saya kalau hidup anda hanya untuk memecah belah bangsa ini.