Hal tersebut bukan terjadi akibat alasan normatif
‘kurangnya kordinasi’ antar pemerintah provinsi dan pemerintah kota.
Namun, merupakan pembuktian Jokowi akan komitmennya untuk mengedepankan
kepentingan rakyat di sana, bukan kepentingan elit penguasa.
Sikap Jokowi ini tentu memiliki implikasi yang sangat
besar bagi kota Solo. Pedagang, pelaku UKM dan pasar tradisional di Solo
tetap terjaga kelangsungan hidupnya, tanpa harus khawatir kehilangan
mata pencaharian dari kehadiran mal baru di kota Solo. Dari contoh
ketegasan inilah, terlihat pendekatan ekonomi kerakyatan apa yang selalu
diusung Jokowi. Yakni, ekonomi kerakyatan yang berpihak pada rakyat
menengah kecil.
Ketegasan itu merujuk pada sikap dan keputusan Jokowi.
Bahkan jika untuk merealisasikannya ia harus melawan pihak-pihak yang
seringkali dianggap khalayak lebih berkuasa. Ketegasan bukan dengan
penyampaian retorika yang keras, tapi dari konsistensi sikap dan
keputusan-keputusannya yang mendahulukan kepentingan rakyat.
Jokowi juga membuktikan sikap tegasnya dalam kasus Lurah
Susan. Meski kelompok intoleran meminta Jokowi mencopot Lurah Susan yang
beragama Kristen, namun Jokowi tak bergeming. Ia tetap kukuh
mempertahankan Lurah Susan yang proses rekuitmennya dilalui melalui
proses lelang jabatan.
Selain itu dalam banyak kesempatan Jokowi menyatakan bahwa
tradisi baru politik sudah dilakukan di PDIP. Meski partai pemenang
pemilu, namun PDIP memilih calon presden bukan dari ketua umum melainkan
kader terbaik. Tradisi ini menurut Jokowi patut dijaga dan
dipertahankan.
Jokowi menyatakan bahwa kemitraan yang dibangun pada
koalisi yang mendukung Jokowi-Jusuf Kalla adalah lebih mengedepankan
gotong royong dan keikhlasan dibanding dengan bagi-bagi kursi dan
politik transaksional. Mengacu pada salah satu prinsip yang
dipersyaratkan Jokowi, dalam Pilpres kali ini PDIP beserta mitra-mitra
koalisinya lebih pilih untuk fokus berjuang dulu, bukan sepakat
berkoalisi karena bagi-bagi jatah ‘kursi’ menteri dan lain-lain.
Jokowi berulang kali menegaskan niatnya membentuk kabinet
profesional jika terpilih sebagai presiden. Kabinet profesional dibentuk
agar para menteri tidak jadi mesin uang atau ATM [automated teller machine]
partai politik. Dengan kabinet profesional, di samping bisa
meminimalisir peluang kementerian dijadikan ‘sapi perah’ partai-partai,
juga bisa mendorong kinerja yang lebih profesional dari pemerintahan
Jokowi – JK bila kelak terpilih.
Aspek lain dari Jokowi adalah kesederhanaan dan karakter
apa adanya. Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri sosok
Jokowi merupakan figur yang down to earth (membumi). “Jokowi
dari latar belakang pengusaha, datang dari bawah. Kebangkitan Jokowi itu
sebagai ujung tombak kelas menengah ke bawah”. Ini adalah di antara
beberapa faktor yang membuat Jokowi berbulan-bulan menjadi capres dengan
elektabilitas tertinggi. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar