Minggu, 06 April 2014

Cara Halus SBY Menyindir Jokowi

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi), selalu meraih suara terbanyak melalui survei elektabilitas yang digelar hampir semua lembaga survei.
Gubernur DKI Jakarta itu memukau publik, antara lain, karena cara dia memimpin dan gaya hidupnya yang sederhana serta track record-nya yang relatif bersih dari kasus korupsi.
Masalahnya, Jokowi adalah calon presiden Republik Indonesia, sebuah bangsa besar dengan 230 juta penduduk dengan begitu banyak masalah yang mendasar.
Pertanyaannya, apa visi Jokowi terhadap semua itu, dan bagaimana cara mengatasinya --publik belum banyak tahu karena Jokowi sendiri jarang berbicara mengenai masalah-masalah besar tersebut.
Saat berkampanya di Papua, misalnya, Jokowi enggan berbicara mengenai Freeport, perusahaan tambang asing yang mengeruk emas di Papua dan telah menjadi isu politik besar sejak jatuhnya Soeharto tahun 1998.
Karena memang Jokowi tahu benar, bahwa saat ini adalah kampanye Pileg bukan kampanye Pilpres, maka Jokowi selalu menjawab pertanyaan seputar visa-visi dengan jawaban yang lantang.
"Saya kira nanti setelah Pileg," jawab Jokowi saat ditanya wartawan mengenai Freepot.
SBY terkesan coba menyindir Jokowi, yang masih banyak menyimpan "rahasia" terkait pandangannya mengenai masalah-masalah bangsa.
SBY menyindir secara halus, tidak secara langsung.
Melalui rekaman video yang disebarluaskan melalui YouTube, Minggu (6/4/2014), SBY memulai penjelasannya dengan mengatakan setiap capres mempunyai peluang untuk menjadi presiden.
Tentunya, ada yang berpeluang lebih besar dan lebih kecil. Hanya, SBY menekankan bahwa saat ini belum tahu siapa yang akan dipilih rakyat dalam pilpres.
Presiden lalu mengaku mendengar pertanyaan apakah Jokowi betul-betul siap dan mampu untuk memimpin rakyat. Menurut SBY, saat ini rakyat tidak perlu langsung menganggap Jokowi tidak mampu. Namun, katanya, Jokowi juga perlu mendengar dan menjawab pandangan di tengah masyarakat itu.
"Sebaliknya, Pak Jokowi kalau mendengar apa yang hidup di kalangan rakyat (keraguan), yah bisa menyampaikan pikiran-pikiran, solusi, kebijakan yang akan dilakukan untuk atasi permasalahan bangsa yang begitu kompleks," kata SBY.
Dengan cara seperti itu, ditambah berdebat di berbagai tempat, tambah SBY, rakyat akan tahu apa yang dimiliki Jokowi dan bakal capres lain.
"Dengan demikian, pada saatnya nanti (rakyat) akan bisa menentukan siapa yang dianggap paling baik dan paling tepat setelah saya nanti (tak menjabat)," ucap SBY.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar