Minggu, 06 April 2014

Pesona Jokowi dan Harapan Warga Papua...

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi relatif populer di Indonesia bagian timur. Hal itu terlihat dari aksi kampanye menjelang pemilu legislatif yang dilakukan kandidat tunggal calon presiden PDI Perjuangan itu selama di Papua.
Sejak kedatangannya di Sorong, hingga saat blusukan di Pasar Youtefa, Jayapura, Jokowi tidak lepas dari kerumunan warga Papua. Seperti di kota-kota lain yang telah dikunjunginya, warga berebut bersalaman atau foto bersama.
Meski tidak seluruhnya mengetahui persis seperti apa sosok Jokowi, bagaimana rekam jejaknya, dan lain-lain, beberapa warga Papua yang diwawancarai Kompas menaruh harapan besar terhadap Jokowi.
"Saya sudah dari tahun 1980 jual tomat di sini (Pasar Youtefa), tapi tidak ada perubahan. Tidak pernah ada bantuan pemerintah yang datang. Saya maunya diberi kios supaya berkembang," ujar Maria Wadi Griapon (50), salah satu pedagang.
Perempuan dengan lima anak itu berharap, siapapun pemimpinnya nanti, mampu mewujudkan pemerataan pembangunan di Papua. Dari persoalan listrik saja, lanjut Maria, pemerintah belum sanggup menyediakan listrik yang merata. Belum lagi persoalan yang lain seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Kiro Saga (40), salah satu warga Jayapura mengatakan, suara warga Papua sangat menentukan keterpilihan Jokowi menjadi presiden. Menurutnya, jika Jokowi mampu menaklukan suara di Papua, ia yakin Jokowi memenangkan suara di Indonesia.
"Persoalan di provinsi ini paling banyak dan rumit dari daerah lain. Ada gangguan gerakan separatis, ada kontrak kerja pemerintah dengan Freeport, kemiskinan dan lain-lain. Kalau Jokowi mampu menjanjikan pembenahan bagi kami dan kami percaya, ah itu sudah, Indonesia langsung pilih dia," ujar lulusan Universitas Cenderawasih tersebut.

Selesaikan dengan Hati
Blusukan Jokowi dari pasar ke pasar di bumi cenderawasih hingga berakhir di lapangan terbuka cukup meyakinkan warga. Puncaknya, warga Papua, terkhususnya para simpatisan PDI Perjuangan yang hadir dalam kampanye terbuka di lapangan Entrop, Jayapura, tersulut api semangat saat Jokowi menyebutkan mengapa Papua dipilih menjadi lokasi kampanye.
"Saya datang ke Papua karena apa, karena matahari terbitnya di Papua. Dan saya yakin, persoalan-persoalan di Papua akan bisa diselesaikan dengan hati," ucap Jokowi.
Ribuan simpatisan PDI Perjuangan yang tadinya diam lalu bergemuruh mendengar orasi politik Jokowi. Mantan Wali Kota Surakarta itu tidak mau berjanji terlalu banyak. Jokowi sudah mengetahui bahwa persoalan di Papua bukan lah persoalan kurangnya anggaran, melainkan pembenahan infrastruktur serta pelayanan dasar bagi warga.
"Jadi memang harus disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) supaya pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik itu dapat terwujud," ujar Jokowi seusai kampanye terbuka.
Jokowi melanjutkan, kurangnya pembangunan infrastruktur di Papua adalah salah satu sumber ketertinggalan Papua dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jalan keluarnya, yakni dengan menghubungkan Papua dengan pulau-pulau yang lainnya di Indonesia.
"Kalau ada koneksitas, hubungan satu sama lain akan terjadi dan kemakmuran dapat terjadi di segala penjuru tanah air," lanjutnya.
Soal kontrak kerja antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport, Jokowi belum mau membahasnya. Dia mengaku akan mengomentari hal itu seusai pemilihan kursi legislatif.
Kampanye Jokowi di Papua berjalan lancar, meski di hari yang sama terjadi baku tembak antara aparat keamanan dan anggota kelompok sipil bersenjata (KSB) di perbatasan RI-Papua Nugini sehingga menyebabkan seorang Polisi dan TNI terluka. Imbasnya, pengamanan terhadap Jokowi menjadi lebih ketat. Warga yang ingin berinteraksi dengan Jokowi menjadi dibatasi.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar