Minggu, 06 April 2014

JSI Pastikan Jokowi Gagal Angkat Suara PDIP

Penetapan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan tidak serta merta Jokowi mampu menarik pemilih partai lain untuk memilih partai "banteng moncong putih".
"Ini juga memperlihatkan efek pengaruh Jokowi tidak signifikan dalam konteks pemilihan legislatif," kata Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia Widdi Aswindi, dalam paparan hasil survei bertajuk 'PDIP Pemenang Pemilu Legislatif 2014', Minggu (6/4/2014), di Jakarta.
Widdi memaparkan hasil survei, yang menemukan sebanyak 78,5 persen responden tahu Jokowi menjadi capres PDIP. Sedangkan, 18 persen menjawab tidak tahu dan 3,4 persen lainnya tak memberikan jawaban.
"Pada tingkat pertanyaan bersifat terbuka saja, satu dari tiga orang Indonesia (responden) tidak diberi opsi, itu langsung menyebut Jokowi," kata Widdi.
Menurut Widdi, struktur pilihan partai dari pemilih yang mengetahui pencapresan Jokowi tidak berbeda signifikan dengan struktur pilihan partai dari seluruh responden. "Artinya pencapresan Jokowi belum signifikan mengambil suara pemilih partai lain ke PDIP," katanya.
Widdi menambahkan, dari 78,5 persen responden yang tahu Jokowi dijadikan capres PDIP, sebanyak 3,7 persen tetap memilih Nasdem, 6,9 persen memilih PKB dan 4,4 persen memilih PKS.
Kemudian, 24,0 persen memilih PDIP, 14,4 persen memilih Golkar, 10,6 persen memilih Gerindra, 7,2 persen memilih Demokrat, dan 5,1 persen memilih PAN. Berikutnya, 3,8 persen memilih PPP, 4,9 persen memilih Hanura, 0,8 persen memilih PBB dan 0,6 persen memilih PKPI. Sedangkan potensi suara tidak sah 2,8 persen dan tidak ada partai yang dicoblos 10,8 persen.
Sedangkan seluruh responden atau 1.200 orang, 3,8 persen memilih Nasdem, 6,7 persen memilih PKB, 3,7 persen memilih PKS. Kemudian, 21,2 persen memilih PDIP, 15,4 persen memilih Golkar, 10,1 persen memilih Gerindra, 7,7 persen memilih Demokrat, 5,5 persen memilih PAN, 4,6 persen memilih PPP, 5,3 persen memilih Hanura dan masing-masing 0,8 persen memilih PKPI serta PBB. Sedangkan potensi suara tidak sah 2,5 persen dan tidak ada partai yang dicoblos 12,0 persen.
Namun demikian, Widdi tak menampik memang ada efek Jokowi. Namun, tegas dia, hal yang paling besar berkontribusi dalam pencapresan tentu karena struktur PDIP bergerak.
Pengumpulan data dalam survei ini dilakukan pada 24-30 Maret 2014 dengan teknik multistage random sampling. Jumlah sampel 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber :
jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar