Setelah pencapresan Jokowi melambungkan IHSG, pasar ingin partai pengusungnya mendapatkan suara dominan di DPR. Mengapa?
Alfred Nainggolan, Kepala Riset PT Buana Capital Indonesia mengatakan, jika partai pengusung Jokowi sebagai presiden mendapatkan suara dominan, akan berimbas positif bagi IHSG. Sebab, kebijakan eksekutif akan melibatkan legislatif.
Tapi, terlepas dari apakah ada partai yang dominan atau tidak di DPR, pasar tetap akan memberikan kredit positif bagi IHSG jika pelaksanaan pemilu berjalan dengan baik tanpa melihat partai yang jadi pemenang.
“Jika pemilu kondusif, IHSG bisa menguat Kamis-Jumat (10-11/4/2014). Tapi, terlepas dari faktor Jokowi Effect atau tidak, apalagi, jika PDIP sebagai partai pengusung Jokowi mendapatkan suara yang dominan akan menjadi sentimen tambahan untuk memperkuat IHSG,” katanya kepada INILAHCOM.
Pada perdagangan Jumat (4/4/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 33 poin (0,68%) ke posisi 4.857,944. Intraday terendah 4.839,26 dan tertinggi 4.899,206. Investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp15,7 miliar. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengakhiri pekan lalu, IHSG melemah 0,68%. Apa yang terjadi?
Kalau kita lihat, di awal pekan kemarin, IHSGsudah menguat signifikan. Karena itu, kalau kita melihat pelemahan IHSG Jumat (4/4/2014) 0,68% ke 4.857,944, lebih dipicu oleh aksi profit taking. Tapi, volume transaksi akhir pekan ini tidak terlalu besar yang menandakan pelemahan indeks tidak sepenuhnya mendapat dukungan. Dalam sepekan terkahir, Jumat (4/4/2014) merupakan volume transaksi terkecil.
Jadi, ini murni profit taking. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir, tidak ada data yang signifikan yang menjelaskan adanya perubahan arah IHSG dari bullish menjadi bearish.
Lantas, bagaimana Anda melihat arah IHSG berikutnya?
Saya masih melihat tren penguatan untuk IHSG. Meski terkoreksi 33,37 poin akhir pekan lalu, ini bukan perubahan tren IHSG. Sebab, belum ada data yang signifikan yang bisa menjelaskan pelemahan. Ini semata technical correction setelah indeks melaju cukup baik hingga 3 April 2014.
Bagaimana dengan faktor pemilu legislatif, Rabu, 9 April 2014?
Dalam sepekan ke depan, momentum Pemilu Legislatif 9 April akan mewarnai pasar. Saya perkirakan, sebelum pencoblosan, laju indeks berpeluang sideways. Apalagi, BI rate sendiri yang akan diumumkan BI pada Selasa, 8 April 2014, kemungkinan dipertahankan di level 7,5%. Karena itu, secara umum data makro ekonomi tidak berubah.
Jadi, momentum pasar yang menentukan adalah 9 April 2014, saat pencoblosan pemilu legislatif. Pasar cenderung wait and see untuk menunggu hasil, 10-11 April yang kemungkinan hasil quick count sudah didapat. Dari Pileg, pasar berharap terciptanya komposisi parlemen yang mayoritas sehingga nantinya, kebijakan-kebijakan pemerintah bisa berjalan mulus di DPR. Pasar berharap ada suara dominan di satu partai.
Faktor Jokowi Effect?
Berkaca pada saat pencapresan, Jokowi Effect cukup bagus. Tentu, pasar juga ingin melihat, partai pengusung Jokowi mendapatkan suara yang dominan. Jika ini yang terjadi, akan berimbas positif bagi IHSG. Sebab, kebijakan eksekutif akan melibatkan legislatif.
Jika tidak ada partai yang mendapatkan suara yang dominan di DPR?
Terlepas dari apakah ada partai yang dominan atau tidak di DPR, pasar tetap akan memberikan kredit positif bagi IHSG jika pelaksanaan pemilu berjalan dengan baik tanpa melihat partai yang jadi pemenang. Jika pemilu kondusif, IHSG bisa menguat Kamis-Jumat (10-11/4/2014), terlepas dari faktor Jokowi Effect atau tidak. Apalagi, jika PDIP sebagai partai pengusung Jokowi mendapatkan suara yang dominan. Ini akan menjadi sentimen tambahan untuk memperkuat IHSG.
Yang dimaksud dominan menurut Anda?
Pasar berharap, PDIP bisa mendominasi DPR 30-40%.
Level support dan resistance yang mungkin diuji IHSG dalam sepekan ke depan?
Dalam sepekan ke depan, support IHSG berada di 4.720 dan resistance 4.960. Jadi, dalam sepekan ke depan, katalis indeks hanya BI rate dan momentum pemilu. Baru pada akhir April, faktor cum dividend akan jadi katalis. Yang cum dividend sepekan ke depan, sangat sedikit sehingga kurang kuat untuk jadi katalis. Pasar lebih fokus pada 9 April.
Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Saya sarankan pasar tetap optimistis pemilu berjalan kondusif. Tapi, pasar justru akan lebih khawatir pada koposisi jumlah suara partai-partai yang sulit diprediksi dibandingkan berjalannya pemilu. Tapi, saya yakin bakal ada sentimen positif dalam sepekan ke depan.
Meski nilai transaksi nantinya kemungkinan tidak terlalu besar, ini justru memberikan peluang besar untuk kenaikan IHSG yang tinggi. Saya sarankan, sekarang pasar mengalami koreksi, jadi saat yang tepat untuk akumulasi. Bagi saya, sulit untuk mengatakan, menemukan pesaing Jokowi hingga saat ini. Peluangnya menjadi presiden sangat besar.
Target IHSG akhir 2014?
Target IHSG akhir 2014 adalah 5.200.Target ini sudah mempertimbangkan jika Jokowi jadi presiden. Tapi, kita tidak bisa memasang lebih tinggi dari angka itu. Sebab, kita harus rasional, permasalahan makro ekonomi dalam negeri masih belum tuntas. Level rupiah masih 10.200-an saat ini terlalu jauh dibandingkan posisi 2012.
Indonesia juga masih membukukan current account deficit. Ekspor-impor kita masih cukup rentan untuk mengalami defisit. Kalaupun Jokowi jadi presiden tidak langsung atau otomatis menyelesaikan persoalan yang ada secara cepat. Apalagi, 2015 adalah efek tapering off dan kenaikan suku bunga AS. Ini akan menjadi faktor cukup kuat berpengaruh pada laju IHSG.
Saham-saham pilihan Anda?
Untuk saham-saham pilihan, saya melihat sektor-sektor sahan yang cukup bagus di perbankan, konstruksi, dan Crude Palm Oil (CPO). Spesifik sahamnya, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) yang masih relatif murah. Lalu, saham PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Pembangunan Perumahan (PTPP).
Saham CPO juga kita masih cukup happy. Meski harga CPO turun dari level RM2.900 ke RM2.600, kita melihat di level RM2.600 masih cukup untuk emiten-emiten CPO mendongkrak kinerja fundamentalnya. Saya rekomendasikan PT BW Plantation (BWPT) dan PT Astra Agro Lestari (AALI).
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar