Joko Widodo (Jokowi) dan Hatta Rajasa dinilai mampu meraih perolehan suara 44,7 persen. Perolehan suara itu diperoleh jika Pilpres digelar hari ini. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Cirus Surveyor Group.
Perolehan suara sebanyak itu dinilai mampu memenangkan pilpres yang diselenggarakan tahun ini. Jokowi dinilai cocok untuk bergandengan dengan tokoh nasional, seperti Hatta Rajasa. Namun perolehan suara akan berubah jika Jokowi disandingkan dengan Puan Maharani. Potensi perolehan suara hanya 38,5 persen.
"Jika disandingkan dengan Jusuf Kalla, potensi perolehan suara mencapai 52 persen," jelas Direktur Eksekutif CIRUS surveyors group, Adrianof A Chaniago, di Jakarta, Sabtu (8/3/2014. Namun sayangnya, JK belum dipinang partai manapun untuk menjadi capres ataupun cawapres. Jokowi dengan Mahfud MD jika diusung sebagai capres dan cawapres bisa meraih 47 persen lebih. Jokowi dengan Agus Marto hanya meraih 43 persen.
Andrinof menyatakan responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah dan hak pilihnya tidak dicabut. Proporsi responden laki-laki dan perempuan sebesar 50 persen :50 persen. Proporsi responden yang tinggal di wilayah berciri perdesaan: perkotaan sebesar 57 persen : 43 persen.
Hasil Lain: Jokowi Pengaruhi Tingkat Partisipasi Pemilih
"Jokowi itu punya pengaruh 5 persen terhadap suara golput, karena
pengaruh dia terhadap keterpilihan PDIP itu sekitar 10 persen. Kalau
tidak ada Jokowi, kemungkinan 5 persen suara akan lari ke partai lain.
Sementara 5 persen sisanya diprediksi berakhir golput," kata Direktur
Eksekutif Cirus Andrinof Chaniago di Jakarta, Sabtu (8/3/2014).
Dengan demikian, jika Jokowi dinyatakan sebagai capres PDIP sebelum
Pemilu Legislatif 9 April, partai itu diprediksi meraih suara sedikitnya
30 persen. Namun, jika tidak mencalonkan Gubernur DKI Jakarta itu,
perkiraan suara yang diraih partai sekitar 20 persen.
Selain Jokowi, dalam survei yang dilakukan 1 Februari - 8 Maret
2014 itu mencatat ada dua figur lain yang juga berpengaruh positif
terhadap partai, yakni Prabowo Subianto (Partai Gerindra) dan Wiranto
(Partai Hanura).
Dalam survei itu juga tercatat elektabilitas sejumlah figur seperti
Jokowi, Prabowo Subianto, Wiranto, dan Aburizal Bakrie berada di urutan
empat teratas.
Dalam simulasi tujuh nama (capres) Jokowi di urutan teratas dengan
elektabilitas 41,5 persen. Disusul kemudian oleh Prabowo 17,1 persen,
Wiranto 8,9 persen dan Ical 8,0 persen.
Namun, jika Jokowi tidak disertakan dalam survei, Prabowo memimpin
klasemen dengan 28,2 persen, Wiranto 13,4 persen, disusul Megawati 12,6
persen dan Jusuf Kalla 12,0 persen.
"Apabila PDIP mencapreskan Jokowi dalam keadaan maju dengan pasangan
paling lemah, Pilpres akan tetap dimenangkan partai ini," katanya.
Sementara itu, Prabowo yang maju dengan pasangan terkuat juga diperkirakan tetap kalah jika PDIP mencalonkan Jokowi.
"Sedangkan Golkar terdesak oleh pilihan antara mengubah target dan
orientasi ke koalisi dengan menawarkan cawapres ketimbang memenangkan
Ical menjadi presiden," katanya.
Jokowi Lebih Dijagokan Sebagai Wapres
Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa Jokowi lebih dijagokan sebagai calon wakil presiden di antara beberapa tokoh nasional.
"Sejumlah 14.5 persen masyarakat Indonesia juga menjagokan Jokowi
sebagai cawapres," ujar Direktur Riset Cirus, Kadek Dwita Apriani, di
kantornya, Jakarta Selatan. Perolehan tersebut, kata Dwita, tak cukup
signifikan dengan nama di urutan kedua. Jokowi dapat disusul oleh bekas
Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan angka 8.1 persen.
Sementara itu, Dwita mengatakan, urutan ketiga ditempati oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto.
Dalam survei yang sama, 7.7 persen masyarakat Indonesia menilai Prabowo
laik menjadi cawapres. Alasannya, "Prabowo cukup dianggap cakap."
Namun, Dwita mengatakan, masyarakat masih menginginkan Jokowi sebagai
capres. Dalam survei pencapresan, kata Dwita, Jokowi mampu meraup angka
31.9 persen.
Ketiga nama tersebut muncul dari pertanyaan
terbuka yang ditanyakan para surveyor dari Cirus. Dari hasil wawancara
terbuka tersebut, kata Dwita, muncul empat nama lainnya. Yakni, "Hary Tanoesoedibjo (4.2 persen), Megawati Soekarnoputri (3 persen), Wiranto (2.9 persen), dan Dahlan Iskan (2.5 persen)."
Survei yang melibatkan 2.200 responden di 33 provinsi itu dilakukan
dengan metode wawancara tatap muka. Adapun margin of error sebesar lebih
kurang 2,0 persen dengan tingkat kepercayaan (significant level) 95
persen.
Sumber :
- republika.co.id
- antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar