Sabtu, 08 Maret 2014

Ulasan: Menakar Cawapres Jokowi

Hasil polling Pusat Data Bersatu-nya Prof Didik Rachbini beberapa waktu lalu mengejutkan bahwa  Joko Widodo (Jokowi) jadi calon presiden terkuat mengalahkan Prabowo yang selama ini dianggap paling kuat bahkan  Megawati saja lewat.
Pengamat politik dan kebijakan publik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Djaka Badranaya , mengatakan, hasil polling itu menunjukkan kalau Jokowi  tampaknya sulit dibendung untuk dimajukan sebagai salah satu kandidat calon presiden.
Yang menjadi persoalan adalah, kalau Jokowi benar-benar dipilih Megawati untuk menjadi calon Presiden, siapa yang pantas menjadi wakilnya. “Banyak wacana yang menyebutkan si A atau si B pantas mendampingi Jokowi,” kata Djaka.
Menurut pengamatanya (mungkin saja "promo cawapres"),  ada dua  calon yang pantas mendampingi Jokowi nanti. Yang pertama adalah Jusuf Kalla dan kedua Hatta Rajasa. Keduanya cocok untuk menjadi wakil Jokowi. Namun dari kedua kandidat itu, siapa yang akan dipilih, semua bergantung pada Megawati sebagai ketua umum PDIP.
Jokowi memang stelan capres apa adanya. Semuanya serba santai. Kekuatan Jokowi sebagai figur yang diidentifikasi  kelas "rakyat" dan low-profile, memiliki sense of servanship (melayani). Namun itu saja tidak cukup untuk mengurus  negeri ini. Jokowi penting, tapi kemampuan manajemen pemerintahan yang baik, cepat tanggap, paham masalah itu juga lebih penting.
Nah untuk menutupi kelemahan itu, Jokowi perlu wakil yang  memiliki kemampuan  memanage  Negara yang baik. Dua nama tadi JK dan Hatta memiliki semuanya.
Dilihat dari perfomance dan kapasitas, JK memiliki  pengalaman dan juga kepemimpinan, tapi  dilihat dari segi usia, JK terlalu senior.  Mungkin inilah yang akan menjadi  pertimbangan PDIP jika benar-benar mengusung Megawati.
Sebaiknya moment pilpres 2014 jadi pintu masuk untuk  penyegaran kepemimpinan nasional.  Pada akhirnya dalam  menentukan  wakil Jokowi, setelah melalui berbagai pertimbangan objektif dan subyektif  memang sangat tergantung ketua Umum Megawati.
Apakah JK atau Hatta Rajasa atau bisa juga lain, semuanya bergantung pada keputusan hati nurani Megawati. Namun dari dua kandidat, JK dan Hatta, kalau Megawati membutuhkan pendamping Jokowi yang  memiliki kriteria tadi, maka Hatta bisa menjadi pilihan. Pertimbanganya  Hatta Rajasa selain   memiliki kekuatan dalam loby-loby politik (meskipun selama ini dikenal sebagai "yesman"), dia juga berpengalaman mengelola Negara karena dia  empat kali menjadi menteri.
Hatta juga bagus di mata keluarga Megawati , karena dia pernah mengurus rumah di  Jalan Teuku Umar begitu juga dia pernah menjadi  Menteri Sekretaris Negara  beberapa waktu lalu. “Kedekatan Taufik Kiemas almarhum dengan Hatta juga dekat, saat Hatta menjadi Mensesneg, dialah yang mengurus rumah yang ditempati Megawati di Jalan Teuku Umar sekarang,” katanya.
Kelebihan Hatta Rajasa lainya adalah sejak jadi menteri sudah 14 tahun mulai reformasi hingga sekarang jadi Menko Perekonomian RI tampaknya relatif jauh dari hingar bingar.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar