Ribuan simpatisan Megawati Sukarnoputri atau biasa disebut barisan Promeg terus melakukan gerakan mendukung Megawati sebagai calon Presiden, meski tersiar kabar Ketua Umum PDIP Megawati memutuskan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Presiden. Alasannya, sejauh ini hanya Megawati yang dianggap pantas menjadi Presiden yang diusung PDIP.
"Megawati membawa garis ideologi marhaenisme, harus tetap didukung," kata Koordinator Promeg Jawa Timur, Bido Swasono, Kamis (6/3/2014). Sosok Jokowi dianggap belum mewakili ideologi PDIP sehingga belum pantas menjadi calon Presiden dari partai berlambang kepala banteng ini.
Bido tak yakin PDIP akan benar-benar mengusung Jokowi sebagai calon presiden. "Belum ada keputusan partai," katanya.
Pekan depan, Bido mengaku bakal roadshow ke Jawa Tengah untuk bertemu dengan berbagai komunitas yang mendukung Megawati sebagai calon Presiden.
Megawati dianggapnya telah berhasil mengurangi utang luar negeri meski dengan menjual sejumlah Badan Usaha Milik Negara. Selain itu, Megawati dianggap sebagai tokoh yang berhasil mengeluarkan Indonesia dari jeratan utang IMF.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara kaya tambang namun habis dikuras negara asing. Seharusnya, katanya, kekayaan alam digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Sehingga dibutuhkan pemimpin yang peduli rakyat seperti Megawati. "Memimpin negara rumit, berbeda dengan memimpin partai," katanya.
Sedangkan dukungan terhadap Jokowi tak kalah santer. Sejumlah baliho calon legislator PDIP mendompleng ketenaran Jokowi untuk menarik simpati. Misalnya baliho bertulis "PDIP menang, Jokowi Presiden" yang bertebaran di Kota Malang.
Baliho tersebut dipasang oleh sejumlah legislator sejak musim kampanye ini untuk meraih simpati pemilih yang mendukung Jokowi sebagai Presiden. "Itu spanduk pribadi, bukan keputusan partai," kata Bido Swasono.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar