Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengakui ia sudah mendengar wacana pengusungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sebagai calon presiden.
Ditemui di rumah duka Ketua DPD Partai Golkar, Prya Ramadhani, di Jalan Benda, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (7/3/2014), Akbar Tanjung mengatakan untuk maju menjadi calon presiden, hal itu adalah hak masing-masing orang.
"Kalau memang sudah memutuskan calon presiden, itu hak-hak masing-masing," katanya.
Jokowi dalam berbagai hasil survei diketahui memiliki elektabilitas tertinggi, lebih tinggi dari calon-calon lain, termasuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang sudah mendeklarasikan diri.
Akbar mengingatkan PDIP tidak bisa begitu saja menunjuk seorang calon presiden, kata dia suatu partai politik harus lolos ambang batas di pemilihan umum legislatif (Pileg) pada April mendatang.
"Hasil memastikan bisa langsung mencalonkan presiden atau tidak," terangnya.
Partai Golkar sendiri menargetkan untuk mendapatkan 30 persen suara, lebih tinggi dari target Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menaungi Jokowi. Akbar mengarakan kalau pun partainya gagal mencapai target 30 persen, solusi terakhirnya adalah koalisi.
Ia menyinggu pemilu 2009, di mana Golkar berkoalisi dengan partai Hanura, padahal ketua umum Partai Hanura, Wiranto adalah calon presiden dari Partai Hanura, yang pada pemilu 2004 adalah calon presiden dari Partau Golkar.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar