Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pihaknya tetap mengutamakan
segi kemanusiaan dalam penertiban bangunan liar di bantaran sungai.
Pemindahan ke rusun adalah salah satu solusi yang paling tepat dan saling menguntungkan bagi banyak pihak.
Hal
itu diungkapkan Jokowi menanggapi rencana relokasi warga Kampung Pulo,
Kelurahan Kampung Melayu, Jaktim, ke Rusunawa Komarudin.
“Sudah
ada kemajuan. Warga yang semula ngotot bertahan tinggal di lokasi rawan
banjir, kini secara bertahap mereka bersedia pindah ke rusun,” ujar
Jokowi di Balaikota, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Dia mengingatkan kepada
instansi terkait agar memfasilitasi warga dalam proses relokasi sebaik
mungkin. Siapkan kondisi unit rusun sebaik mungkin lengkap dengan
fasilitasnya.
“Jangan sampai ada keluhan listrik belum tersambung, air belum mengalir, dan sebagainya,” katanya.
Jokowi
menegaskan bahwa relokasi ke rusun banyak manfaatnya bagi berbagai
pihak. Keuntungan bagi warga antara lain mendapatkan hunian sehat dan
layak.
Keuntungan bagi pemerintah adalah dapat melakukan kegiatan
normalisasi sungai dan penataan kota. Keuntungan masyarakat luas adalah
menikmati manfaat proyek yakni lokasi jadi bebas banjir dan pembangunan
fasilitas umum yang rapi.
Kemajuan signifikan dalam proses
relokasi warga Kampung Pulo, berkat pendekatan yang baik dari petugas
terkait yang dipimpin Camat Jatinegara Sofyan Taher dan Kordinator
Normalisasi Waduk dan Sungai, Heryanto.
“Tadi pagi, warga kami
kembali melihat Rusunawa Komarudin menggunakan bus dari petugas,” ujar
Udin Syaefudin, Ketua RT 13 RW 03 Kampung Melayu.
Sebanyak 44
kepala keluarga (KK) yang bermukim di pinggir Kali Ciliwung, menumpang
dua bus ‘Enjoy Jakarta’ berkunjung ke rusun dekat kantor Walikota
Jaktim. Kunjungan secara bergilir ini sudah berlangsung untuk ke-7 kali.
“Sebagian
warga sudah terima kunci dan siap pindah secepatnya,” kata Pak RT saat
menyambut kedatangan Heryanto memimpin sosialisasi bersama Pak Camat.
Heryanto menyatakan bahwa relokasi ke rusun demi keselamatan warga. “Di sini kalau lagi banjir, ketinggiannya sampai lima meter.
Rumah
setinggi dua lantai pun kelelep. Ditambah lagi arus air deras sekali,
sehingga sangat berbahaya, apalagi malam hari,” kata Heryanto sambil
menambahkan kalau warga sudah meninggalkan lokasi, maka bangunan
dibongkar.
“Kali Ciliwung yang menyempit dan dangkal akibat
banyaknya hunian di bantaran, akan diperlebar sampai 60 meter dan lumpur
dikeruk untuk mengatasi banjir,” papar Heryanto.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar