Rusunawa Komarudin di Pulogebang, Jakarta Timur, yang kondisinya dikeluhkan penghuninya, belum bisa direnovasi segera. Menurut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, anggarannya belum disahkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Kalau yang namanya memperbaiki itu perlu anggaran. Anggarannya sudah keluar belum dari Kemendagri? Kalau belum berarti tidak bisa menggunakan anggaran," ujarnya di Balaikota Jakarta, Senin (17/2/2014).
Jokowi meminta warga memaklumi kondisi tersebut. Ia berjanji, begitu dana anggaran cair, rusun tersebut akan dengan segera diperbaiki.
Menurut Jokowi, yang lebih penting warga tidak lagi tinggal di bantaran kali. Ia mencontohkan situasi di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Di rusun tersebut, perbaikan dilakukan saat warga sudah mulai tinggal di sana.
"Karena kemarin mendesak (ada banjir), ya masuk dulu. Kayak kemarin di Marunda," ujarnya.
Sebelumnya, warga Kali Sentiong dan Kampung Pulo yang menjadi penghuni rusun tersebut menyatakan keprihatinanya karena hampir tidak ditemukan pemandangan indah di sekeliling rusun ini. Hampir semua sisi di rusun itu dikelilingi kubangan seperti rawa-rawa, bahkan terlihat seperti empang.
Kubangan raksasa mengelilingi halaman beberapa unit rusun serta beberapa kolam resapan air. Pada Blok A rusun, sisi belakang halaman tergenang air dan ditumbuhi bermacam tanaman air. Tak jauh dari situ, terdapat lebih dari satu kandang ayam dan bebek. Unggas dari kandang itu berkeliaran di basemen Blok A.
Di halaman antara Blok A dan Blok B, ada lapangan basket yang telantar. Salah satu tiang basket tidak ada papannya, dua ringnya pun sudah raib. Lapangan basket juga digenangi air.
Jalan coran menuju halaman dua blok itu rusak, bolong. Genangan lain juga terlihat di rusun Blok C, belakang Blok E, dan bagian depan serta belakang Blok F. Got tampak tidak dapat menyalurkan air yang menggenangi kawasan tersebut. Genangan air ini malah dimanfaatkan anak-anak untuk menjaring ikan.
Di selasar Blok E, tanahnya berlumpur. Cat yang melapisi tembok rusun sebagian besar terkelupas dan memudar. Badan-badan tembok kotor dengan berbagai warna-warni coretan cat semprot. Sedangkan tembok bangunan, beberapa terlihat retak, dan di beberapa sela sudut bangunan tumbuh lumut.
Beberapa kaca jendela rusun juga pecah dan lantai bolong. Warga dari luar rusun juga masuk ke dalam untuk mengambil tanaman liar sebagai pakan kelinci.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar