Pidato Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, bahwa
partai yang dipimpinnya tidak boleh sekedar menang pada pileg tapi
harus mendapatkan kemenangan yang besar dan memukau agar dapat mengawal
Trisakti,diamini oleh K.S PDI Perjuangan Projo Fahmi Habsyi.
Fahmi menegaskan, hal tersebut adalah harga mati yang harus diperjuangkan dengan segenap tekad.
"Bu Mega telah menempatkan agenda ideologi dan kebangsaan diatas
segala-galanya. Di atas agenda taktis pencapresan yang telah menjadi
ajang kekhawatiran sebagian elit partai yang masih berpikir 'saya dapat
apa' nanti,"ujar Fahmi dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Senin
(17/2/2014).
PDIP Projo, lanjut Fahmi, melihat 'lompatan visi' Bu Mega merupakan
sinyal positif bahwa strategi pencapresan adalah kerja taktis untuk
mencapai agenda yang lebih strategis dimasa datang.
Apapun strategi pemenangan pileg dilakukan asalkan halal sesuai
koridor demokrasi agar PDI Perjuangan dapat menguasai mayoritas
parlemen, presiden dan mayoritas kabinet dengan nilai politik cumlaude.
"Ibu Mega yang kami sayangi. Izinkan kami berpendapat pencapresan
Jokowi sebelum pileg adalah jalan menuju kemenangan besar itu. Beliau
pasti merasakan semangat pro-jokowi sekarang sama besarnya semangat
pro-mega pada masa 1999," katanya.
"Sejatinya semangat dan harapan rakyat, hanya dimensi waktu yang
berbeda. Seandainya pada masa itu pilpres langsung seperti ini maka
beliaulah yang menang sebagai presiden," Fahmi menegaskan.
Projo, tambahnya, meragukan kekaderan elit partai yang kontroversi
hati dengan memaksakan sikap blunder untuk mengerem gerakan pro-jokowi
dengan jalan apapun.
Di tengah harapan Bu Mega atas kemenangan besar PDIP dan harapan
rakyat yang membahana agar Jokowi dicapreskan sebelum pileg oleh PDI
Perjuangan, bukan dicapreskan oleh partai lain.
"Silahkan pegang kemudi harapan rakyat saat ini. Jika terjadi
tabrakan dan terperosok jurang pada pileg nanti, maka akan menjadi duka
cita politik yang tak berkesudahan bagi kader dan simpatisan PDIP.
Sebelum itu terjadi patut dipertanyakan kembali elit partai tersebut
apakah 'SIM'-nya benar-benar dikeluarkan PDI Perjuangan? Maklum bila
galau cenderung irasional," pungkas Fahmi.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar