Senin, 17 Februari 2014

ProJo: Ibu Mega yang Kami Sayangi, PDIP akan Menang Besar

Pidato Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri,  bahwa partai yang dipimpinnya tidak boleh sekedar menang pada pileg   tapi harus mendapatkan kemenangan yang besar dan memukau agar dapat mengawal Trisakti,diamini oleh K.S PDI Perjuangan Projo Fahmi Habsyi. 
Fahmi menegaskan, hal tersebut adalah harga mati yang harus diperjuangkan dengan segenap tekad.
"Bu Mega telah menempatkan agenda ideologi dan kebangsaan diatas segala-galanya. Di atas agenda taktis pencapresan yang telah menjadi ajang kekhawatiran sebagian elit partai yang masih  berpikir 'saya dapat apa' nanti,"ujar Fahmi dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Senin (17/2/2014).
PDIP Projo, lanjut Fahmi,  melihat 'lompatan visi' Bu Mega  merupakan sinyal positif bahwa strategi pencapresan adalah kerja taktis untuk mencapai agenda yang lebih strategis dimasa datang.
Apapun strategi pemenangan pileg dilakukan asalkan halal sesuai koridor demokrasi agar PDI Perjuangan dapat menguasai mayoritas parlemen, presiden dan mayoritas kabinet dengan nilai politik cumlaude.
"Ibu Mega yang kami sayangi. Izinkan kami berpendapat pencapresan Jokowi sebelum pileg adalah jalan menuju kemenangan besar itu. Beliau pasti merasakan semangat pro-jokowi sekarang sama besarnya semangat pro-mega pada masa 1999," katanya.
"Sejatinya semangat dan harapan rakyat, hanya dimensi waktu yang berbeda. Seandainya pada masa itu pilpres langsung seperti ini maka beliaulah yang menang sebagai presiden," Fahmi menegaskan.
Projo, tambahnya, meragukan kekaderan  elit partai yang kontroversi hati dengan memaksakan sikap  blunder untuk  mengerem gerakan pro-jokowi dengan jalan apapun.
Di tengah harapan Bu Mega atas kemenangan besar PDIP dan  harapan rakyat yang membahana agar Jokowi dicapreskan sebelum pileg oleh PDI Perjuangan, bukan dicapreskan oleh partai lain.
"Silahkan pegang kemudi harapan rakyat saat ini. Jika terjadi tabrakan dan terperosok jurang pada pileg nanti, maka akan menjadi duka cita politik yang tak berkesudahan bagi kader dan simpatisan PDIP. Sebelum itu terjadi patut dipertanyakan kembali elit partai tersebut apakah 'SIM'-nya benar-benar dikeluarkan PDI Perjuangan? Maklum bila galau cenderung irasional," pungkas Fahmi.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar