Tahun 2014 merupakan tahun politik. Pesta demokrasi masyarakat se
Indonesia dihelat pada tahun tersebut. Para kontestannya beradu strategi
demi merebut hati rakyat agar dapat memimpin hingga lima tahun
mendatang.
Kabar menarik pun datang dari Joko Widodo (Jokowi), salah satu
tokoh yang digadang-gadang menjadi kontestan pemimpin negara ini.
Setiap hari Jumat di 2014 mendatang, Gubernur DKI Jakarta itu akan
blusukan ke kampung-kampung di Jakarta menggunakan sepeda bersama
pejabat tinggi lainnya.
Spekulasi pun muncul. Apakah blusukan
ala Jokowi pada tahun politik itu ingin 'menyelam sambil minum air'?
Sambil bekerja, sambil menangguk popularitas? Apakah Jokowi tak khawatir dicap sebagai pencitraan?
Politisi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu selalu menjawab dengan
santai. Di sebuah kedai kopi di Jalan KH. Wahid Hasyim, Menteng,
Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013) lalu, usai bersepeda dengan sejumlah
rekannya, Jokowi mengaku tak puas dengan blusukan yang dilakukannya
sejak menjadi gubernur.
"Selama ini kan naik mobil. Kalau naik
mobil itu kadang-kadang ada persoalan yang terlewat. Kalau naik sepeda
kan kelihatan itu masalahnya apa. Bisa mendengar langsung warga" ujar
Jokowi.
Untuk lebih memuluskan tindak lanjut segala permasalahan
di lapangan, Jokowi pun mengajak kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan kepala BUMD untuk bersepeda.
Tak takut dianggap pencitraan
Sebelum
mendapatkan respons dari lawan politiknya, Jokowi sudah terlebih dahulu
menegaskan bahwa ia tidak peduli dengan serangan yang mungkin muncul.
Tudingan pencitraan misalnya. "Ada yang mau bilang apa saja terserah
merekalah," ujar Jokowi.
Sikap masa bodoh Jokowi seolah
'nyambung' dengan curhat dia di sebuah meja makan sebuah restoran di
Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Kala itu, Jokowi yang usai blusukan
ke empat lokasi sekaligus mengaku orang banyak salah kaprah soal
blusukannya.
Menurut mantan Wali Kota Surakarta itu, mengecek
kondisi lapangan itu merupakan hal yang harus dilakukan berulang kali
untuk memastikan apakah yang dikerjakan sesuai dengan perencanaan atau
tidak.
"Lee Kuan Yew itu ngecek sampai berkali-kali loh. Dicek
sampai sedetail-detailnya. Itu yang perdana menteri. Apalagi saya yang
cuma gubernur. Harusnya lebih dari itu dong," cerocos Jokowi.
Anjing menggonggong, khafilah berlalu
Jokowi
kini tancap gas dengan mendesain rute sepeda yang akan dilaluinya. Rute
itu dipastikan rahasia, bahkan wali kota pun tak mengetahuinya. Hal itu
untuk mencegah "tindakan curang" dengan membersihkan
persoalan-persoalan lapangan dengan cara instan sebelum Jokowi datang.
Jokowi
memastikan rute yang selalu dimulai dari kantor-kantor wali kota,
kelurahan atau kecamatan itu rampung pekan depan. Jokowi sangat yakin
blusukannya pada 2014 jauh lebih efektif.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar