Rabu, 20 November 2013

Jokowi Kecewa Kontraktor Waduk Pluit


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekecewaannya terhadap ketidakberesan kinerja kontraktor pemenang lelang pengerukan Waduk Pluit. Perusahaan yang diketahui bernama PT Brama Kerta Adiwira (BKA) yang menghentikan pekerjaan penggalian sedimentasi lumpur di waduk pengendali banjir di wilayah Jakarta Utara. Banyak pihak menilai wajar orang nomor satu di Pemprov DKI itu marah karena pengerukan Waduk Pluit menjadi pilot project, dan program unggulan pemerintahaan Jokowi dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam penanggulangan bencana banjir di Ibu Kota.
PT BKA memenangkan lelang proyek senilai 45M alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 di Dinas Pekerjaan Umum DKI, terdiri dari pengerukan sebesar 20M dan sewa alat sebesar 25M (kode rekening nomor 1.0305024 dan 5232302) di kerjakan dari tanggal 12 Agustus 2013 hingga 9 November 2013.
”Dalam perjanjian kontrak kerja, kontraktor wajib mengeruk Waduk Pluit hingga mencapai kedalaman ideal mencapai 9-10 meter. Ironisnya, kontraktor menghentikan pekerjaan pada kedalaman 3-4 meter. Ini manipulasi , sehingga Jokowi memerintahkan untuk dikerjakan lagi,” ujar Ketua Metropolitan Cabin for Watch and Empowerment (McWe) Amir Hamzah, Rabu (20/11/2013).
Takut terkena black list, sekaligus merespon kekecewaan Jokowi tersebut, kontraktor kemudian melanjutkan pengerukan. Pantaslah kerja kontraktor tidak profesional, karena alamat kantor PT BKA yang tertera di papan pengumuman di Waduk Pluit yakni di Jalan Minangkabau No 6G, Pasar Rumput, Jakarta Selatan, setelah dicek ke alamat itu ternyata, kontraktor tersebut tidak ada di ruko yang sudah kusam itu.
Yang ada dalam ruko tersebut adalah PT Karunia Guna, PT Palm Sarana Estetika, dan PT Mitrawira Duta Reksa. Sementara itu, Jokowi menilai kondisi waduk-waduk yang ada di Jakarta saat ini sangat buruk. ”Kondisi seluruh waduk di Jakarta sekarang ini buruk karena sudah puluhan tahun tidak dikeruk. Tahun ini kita melakukan pengerukan 12 waduk,” kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (20/11/2013). Oleh karena itu, menurut dia, program penanganan banjir melalui pengerukan waduk-waduk di Ibu Kota akan terus dilakukan hingga 2014. ”Sampai tahun depan, pengerjaan pengerukan waduk akan terus kita lakukan, sehingga kedalaman yang ideal bisa kita capai dan waduk benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai penampung air,” kata Jokowi. Dia menuturkan pengerukan yang dilakukan hingga akhir tahun ini masih belum bisa mencapai kedalaman yang ideal, sehingga harus dilanjutkan hingga tahun depan.
”Kalau sampai akhir tahun ini, paling-paling kedalamannya baru mencapai 20 persen. Sedangkan, menurut kita, kedalaman yang ideal itu adalah sekitar empat hingga lima meter,” tuturnya. Idealnya, sambung dia, pengerjaan pengerukan waduk dilakukan secara terus menerus setiap hari, dan disertai dengan perawatan dan pemeliharaan, sehingga kondisi waduk senantiasa terpantau dengan baik. Meskipun demikian, dia menyadari terdapat kendala yang menghambat proses pengerukan waduk di Jakarta, yaitu banyaknya pemukiman warga di bantaran waduk-waduk tersebut.
”Banyaknya permukiman warga itu menyulitkan pergerakan alat-alat berat kita ketika bekerja, seperti eskavator. Selain itu, rumah-rumah warga juga mudah sekali ambles, sehingga harus hati-hati sekali ketika melakukan pengerukan,” tandasnya.

Sumber :
indopos.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar