Rabu, 20 November 2013

Jeritan Itu Datang dari Tanah Abang

Langkah relokasi PKL Tanah Abang yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), ternyata tidak berjalan mulus. Sebagian pedagang di lantai tiga Blok G Pasar Tanah Abang mengeluh sepinya pembeli. Selama tiga bulan berjualan sejak direlokasi dari pinggir jalan, sejumlah pedagang mengaku pakaian yang mereka jual hanya laku beberapa potong saja.
Junaedi, 35 tahun, salah satu pedagang, mengatakan sejak dipaksa oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pindah ke Blok G,  pendapatannya turun dratis hingga 100 persen.
"Kalau ibaratnya saya ini harus memulai usaha dari nol lagi. Padahal usaha saya sudah dirintis dari 20 tahun lalu," kata Junaedi saat ditemui VIVAnews di kiosnya di, Rabu (20/11/2013).
Dulu, Junaedi menuturkan, saat masih berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima di Pasar Tanah Abang, penghasilannya bisa mencapai Rp3 juta per hari. Tapi setelah pindah ke Blok G, dia tidak punya penghasilan tetap lagi.
"Kalau dulu dagang di bawah, saya punya modal dagang 5J. Satu bulan uang saya bisa jadi 10J. Sekarang jualan di sini modal dagang malah habis untuk makan saja," kata Junaedi dengan nada kesal.
Junaedi mengatakan keuntungan lebih besar bisa didapatkannya saat bulan Ramadan dan jelang Lebaran. Pada momen itu, pelanggannya dari luar daerah bahkan dari Malaysia berdatangan ke lapaknya. Jelang Lebaran dia bisa menjual sampai 100 lusin pakaian per hari dengan keuntungan mencapai 4,2J per hari.
"Hitung saja sendiri, saya beli dengan modal per potong Rp. 11.500,- terus saya jual Rp. 15.000,- untungnya Rp 3.500,- dikalikan 1.200 potong yang terjual. Untungnya saja Rp 4.200.000,- per hari. Kalau sekarang mana bisa, pengunjung saja tidak ada," ucap dia.
Junaedi berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa lebih mengoptimalkan usahanya untuk mempromosikan Blok G. Dia menganggap apa yang dilakukan Pemprov DKI, seperti membuat hiburan dan memberi hadiah mobil, hanya menguntungkan pedagang di lantai satu dan dua saja.
"Kalau yang saya rasakan, Jokowi hanya membuat sengsara PKL. Padahal dulu waktu Pilkada PKL di Tanah Abang mayoritas pilih Jokowi-Ahok," ucapnya.
Berbeda dengan Doni Chandra, 40 tahun, pedagang kaos di lantai satu Blok G. Doni cukup bersyukur karena merasa difasilitasi berjualan di Pasar Tanah Abang. Meski demikian, kata dia, penghasilanya sekarang tidak berbeda jauh dengan pendapatannya dulu ketika jadi PKL. "Kalau hari biasa saya dapat 1J kalau Sabtu dan Minggu bisa mencapai 3J," kata Doni.
Sebenarnya Doni sudah lama punya kios di Blok G, namun tidak dipakai. Dia justru berjualan di pinggir jalan depan pasar. Doni menjadikan kiosnya itu sebagai gudang pakaian.
Jadi, ketika direlokasi, dia tinggal pindah saja. "Kalau di lantai satu ini ramai pengunjung sama seperti dulu di kaki lima. Memang yang sepi itu di lantai tiga," katanya.

Sumber :
viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar