Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto (61), terlihat sangat santai saat meladeni pertanyaan wartawan tentang pertarungannya dalam Pemilu 2014.
Prabowo juga terlihat santai ketika ditanya mengenai perbandingan
elektabilitas dia dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang dalam
berbagai lembaga survei selalu menempatkan Jokowi dengan elektabilitas
tertinggi.
Prabowo pun mempersilahkan Jokowi maju sebagai peserta Pilpres 2014.
"Ini proses demokrasi. Artinya siapa pun yang berhasrat dan mendapat
dukungan, mendapat kehendak rakyat, harus diberi kesempatan," ujar
Prabowo kepada wartawan saat berada di Premiere Lounge, Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (28/9/2013)
Mengenai siapa yang terpilih, Prabowo atau Jokowi, Bekas Komandan
Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu mengaku demokrasi
yang dijalankan Indonesia akan memilihnya.
Hanya saja, kata Prabowo, demokrasi Indonesia kini dibajak oleh
sekelompok oligarki yang menginginkan Indonesia tidak maju. Dia pun
mencontohkan menjelang Pemilu 2014, terdapat 65 juta pemilih 'hantu'.
"Kalau proses demokrasi diselewengkan, yang berkuasa adalah uang,
kita, saya kira, tidak akan pernah menjadi negara sejahtera. Ini adalah
pelajaran dari sejarah. Saya tidak melihat ini masalah individu Prabowo
atau Jokowi. Ini kehendak rakyat sedang diselewengkan," terang bekas
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.
Walau demikian, Prabowo mengaku pemilih tidak bodoh. Oleh karena itu,
siapapun yang dipilih pada Pemilu 2014, Prabowo meminta kepada semua
pihak untuk menghormatinya.
"Siapapun kehendak rakyat itu harus dihormati. Kalau rakyat
menghendaki saya, saya juga mohon dihormati. Kita hormati siapapun
kehedak rakyat," pesan pendiri Partai Gerindra itu.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar