Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menjadi buah bibir di media sosial,
Twitter. Jokowi diperbincangkan sebanyak 3.391 dari total 47.156
celotehan tentang sosok ideal pemimpin pada Pemilu 2014.
Artinya
Jokowi mengumpulkan sekitar 7,1 persen dari total celotehan. Kesimpulan
itu didapat dari hasil survei Prapancha Research dalam kurun waktu 30
hari dari 22 Juli-22 Agustus 2013.
Peneliti Prapancha Research,
GG Ananta mengatakan, jika membandingkannya dengan kandidat-kandidat
capres lain, angka perbincangan Jokowi ini bisa dikatakan signifikan.
Prabowo Subianto, misalnya, yang diperbincangkan sebanyak 363 kali
terkait Pemilu 2014. Kandidat lainnya, seperti Mahfud MD (621 kali),
Gita Wirjawan (177 kali), dan Dahlan Iskan (36 kali).
"Dari hasil
pantauan ini kita bisa menarik dua simpulan sementara. Pertama, pada
Pemilu 2014 nanti masyarakat menghendaki lahirnya pemimpin yang terutama
berani dan tegas," kata Ananta di Jakarta, Sabtu (28/9/2013).
Ia
menuturkan, ekspektasi semacam ini tumbuh salah satunya karena kepenatan
masyarakat melihat begitu banyaknya persoalan bangsa yang tak kunjung
selesai. "Alasan utamanya, pemerintah yang ada sekarang dinilai tak
cukup memiliki ketegasan," tuturnya.
Kedua, lanjut Ananta,
setidaknya di jejaring sosial Twitter, Jokowi masih menjadi sosok paling
populer untuk diusung sebagai kandidat Capres 2014. Hal ini terkait
erat dengan reputasinya sebagai pemimpin yang dianggap telah bertindak
nyata untuk kota-kota yang dipimpinnya. Bukan hanya ketika menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta tetapi juga sejak menjadi Wali Kota
Surakarta.
"Masyarakat memiliki harapan besar akan lahirnya
pemerintahan yang kuat, yakni yang berani dan tegas dalam menuntaskan
persoalan-persoalan bangsa. Siapa pun sosok yang ingin mewujudkan impian
masyarakat ini, tentunya harus membuktikan diri dengan tindakan nyata
kini dan nanti. Bukan sekadar mencitrakan diri sebagai pemimpin yang
berani dan tegas," papar Ananta.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar