Hajatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Rakernas yang berlangsung di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara memang ditunggu khalayak luas, seakan menyita perhatian publik.
Tidak saja pendukung dan simpatisan partai warisan besutan Bung Karno tetapi juga partai-partai politik lain. PDI-P dan nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) kini sedang di posisi teratas "trending topic" pemilu 2014.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengakui Jokowi kini seksi di jagat pentas politik nasional. Sedang diharapkan sebagian besar masyarakat Indonesia bisa memimpin Indonesia selepas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakhiri masa baktinya di 2014.
Hal ini, lanjut Ari, terbukti dari berbagai survei atau polling capres 2014 yang digelar berbagai lembaga jajak pendapat selalu menempatkan Jokowi di posisi jawara.
"Rakernas PDI-P kali ini sudah terang benderang mengisyaratkan akan dimulai babak baru di partai moncong putih. Megawati Soekarnoputeri sendiri di pidato pembukaan rakernas mengisyaratkan akan terjadi suksesi," kata Ari, Sabtu (7/8/2013).
"Dan nama Jokowi-lah yang paling banyak dipuji dan disebut Megawati. Saya kira warga PDI-P harus legowo jika suatu saat Megawati menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Jokowi," tandas Ari Junaedi.
Menurut Ari sekaligus pengajar di Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Brawijaya Malang ini, forum rakernas PDI-P ini jika ibaratkan pesta hajatan adalah momen saat lamaran dan mengenalkan sosok calon pengantin pria.
"Calon pengantin ini yah Jokowi untuk Capres 2014. Kita semua menunggu proses lanjutan berupa ijab qabul dari rakernas berupa penyebutan nama Jokowi sebagai Capres dari PDI-P," ujar Ari Junaedi.
Dalam pidatonya saat pembukaan Rakernas PDI-P, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri blak-blakan menyatakan dirinya tak pantas disebut Ibu Bangsa, sebagaimana diinginkan banyak pihak.
Alasannya, sebutan itu tepat disematkan kepada Bung Karno, sebagai Bapak Bangsa yang kemudian mengalir dalam diri Jokowi.
"Pak Jokowi saya rasakan mendapatkan getaran itu. Lho, buat apa tepuk tangan, baru dapat getaran, kok. (Tepuk tangan) Itu namanya reaktif," kata Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Ketika putri sulung Bung Karno menyebut nama Jokowi mendapat getaran Bung Karno, peserta Rakernas sontak bertepuk-tangan riuh. Sebelumnya, Mega menceritakan kalau dirinya membaca ulasan di suratkabar. Ia terhenyak saat dirinya disebut sebagai Ibu Bangsa.
Secara pribadi, Mega tersenyum. Tapi ia melihat penghormatan itu terlalu dini baginya.
"Status itu lebih pantas disematkan kepada proklamtor kita Bung Karno. Saya ajak untuk merenung sejenak, bagaimana nasib Bung Karno. Saya rasa Pak Jokowi mendapatkan getaran itu," tandas Mega, kembali disambut applaus panjang peserta dari berbagai pelosok Indonesia.
Jokowi yang hadir di ajang Rakernas semobil dengan Mega, banyak mendapat puja-puji dari orang nomor satu di PDI-P itu. Gubernur DKI Jakarta itu bersama Mega naik Alphard hitam, tiba di arena Rakernas sekitar pukul 13.40 WIB.
Jokowi pula yang didaulat Mega untuk membacakan pernyataan Soekarno, Dedication of Life dalam Rakernas. Saat disebut nama Jokowi, serta-merta ruangan Rakernas riuh dengan yel-yel. "Hidup Jokowi!," teriak peserta kongres.
Dedication of Life merupakan pernyatan Soekarno pada September 1966, dan mencontohkan bagaimana jiwa nasionalisme dalam diri seorang patriot bangsa.
"Dedication of life kenapa justru saya minta dibacakan Jokowi? Karena katakan itu sebagai makna bahwa sebuah regenerasi secara alami pasti berlanjut," kata Mega sarat makna politis.
Mengenakan blus hitam bermotif merah di bagian tengah, Mega berpidato berapi-api. "Saya ingin juga katakan, gubernur ini (Jokowi) juga bagian regenerasi yang dengan konsekuen dilakukan PDI-P," tuturnya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar