Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) Jakarta,
Poltak Agustinus Sinaga, menyoroti bawahan Gubernur DKI Jakarta, Joko
Widodo (Jokowi) yang tidak bergerak secara positif untuk mengimbangi
langkah Jokowi terkait dengan kekerasan yang dilakukan oknum petugas
Satpol PP dalam merelokasi warga bantaran Waduk Pluit pada Kamis pekan
lalu (22/8/2013).
Poltak menggarisbawahi, tidak bisa persoalan relokasi Waduk
Pluit diatasi hanya duet Jokowi dan Ahok. “Iya, semuanya perangkat
harus gerak maksimal kalau ingin warga ngerti juga. Warga banyak yang
belum paham. Enggak bisa cuma andalkan Jokowi-Ahok saja,” kata Poltak, Rabu (28/8/2013).
Ia menegaskan kekerasan yang
dilakukan Satpol PP adalah salah dan harus menjadi instropeksi untuk Jokowi. Menurut Poltak anggapan Satpol PP sudah bersikap dewasa adalah
keliru. Ia menilai mengerahkan seribu lebih personel Satpol PP ditambah
aparat kepolisian dan TNI saat penertiban adalah sikap berlebihan.
Padahal, yang dihadapi adalah hanya sekitar 40 kepala keluarga (KK) yang
miskin dan tidak mengerti hukum. “Warga juga tahu bukan soal tanah
milik negara. Tapi, cara penertibannya lho yang pakai kekerasan,”
ujarnya.
Kepala Divisi Advokasi PBHI Jakarta, Simon Fernando
Tambunan, mengatakan laporan ke Polda Metro Jaya pada Selasa lalu itu
juga sebagai upaya agar pihak pemerintah bisa sadar dan bertanggung
jawab terhadap kebijakannya. Ia pun menyindir Jokowi agar bisa tegas
terhadap petugas Satpol PP yng belum bersikap dewasa.
Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso menyatakan ia
sebelum proses eksekusi pada Kamis pekan lalu (22/8/2013) sudah berkali-kali
menginstruksikan bawahannya agar bersikap sesuai etika dan manusiawi.
Hal ini juga yang diinginkan Jokowi karena yang dihadapi adalah
warga juga.
Kukuh juga mengaku sudah melarang anak buahnya
membawa pentungan saat menertibkan. Tapi, kalau warga emosi, maka tameng
dan pentungan pasti disertakan untuk menjaga diri dan menghindari aksi
kekerasan atau pelemparan benda yang dilakukan warga. “Kalau itu saya
rasa beda konteksnya,” katanya, Rabu (28/8).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar