Meski ulah sopir ugal-ugalan dan kerap memakan korban jiwa, manajemen
Metromini sulit dibubarkan. Beruntung, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) punya terobosan memperbarui bus warna oranye itu.
"Kalau
itu yang mau dibubarin apanya. Itu gimana, milik pribadi banyak sekali.
Berapa ribu orang, berapa ribu Metromini. Bagaimana cara bubarinnya.
Kalau satu manajemen bubarin bisa. Ini nggak mungkin. Bubarin-bubarin
gimana," kata Jokowi.
Hal ini disampaikan Jokowi usai diskusi
panel tentang Kepemimpinan Nasional di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman,
Jakarta, Kamis (25/7/2013).
Menurut dia, pembaruan Metromini bisa
dilakukan asalkan persediaan 1.000 bus sedang telah datang sekitar
November hingga Desember 2013 dan ada manajemen PPD. Namun, kata dia,
semua hal itu masih dalam proses.
"Baru kita berbicara masalah
mengatur sopir. Mengatur bus dan mengatur keamanan penumpang. Mau diatur
gimana remnya nggak jelas, spedometernya nggak ada, sopirnya bukan
sopir yang asli, tembakan semua. Gimana mau ngatur?" ujarnya.
Menurutnya,
jika Metromini punya manajemen dan pool baru bisa diatur. "Remnya bener
nggak. Sopirnya yang benar atau nggak. Itu baru bisa diatur," papar
Jokowi.
Kalau nggak punya izin trayek, Pak? "Nggak tahu. Oleh
sebab itu kalau manajemen itu sudah ada, itu baru dipangkas-pangkas,
hilang. Kalau sekarang nggak usah bicaralah. Kalau sekarang ngomong
sampai jumpalitan juga tidak bisa karena sudah berpuluh-puluh tahun
dibiarkan seperti itu. Tapi ini dengan kedatangan bus yang baru itu bisa
menyelesaikan masalah," jawab Jokowi panjang lebar.
Jokowi
bermaksud mengintegrasikan bus TransJ dengan angkutan umum Kopaja dan
Metromini. Untuk itu dia mendatangkan bus-bus berukuran sedang untuk
meremajakan angkutan yang bobrok.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar