Meski berulang kali diamuk warga, masih ada saja Metromini yang melaju
di jalan dengan ugal-ugalan. Terakhir, kasus di Rawamangun dua hari lalu
yang mengakibatkan tiga siswa SMP tertabrak dan satunya meninggal
dunia.
Geram melihat angkutan berwarna oranye-biru ini tak bisa diperingatkan, Dinas Perhubungan DKI mengancam akan membubarkan mereka.
"Sebelum
diberhentikan pemprov, berhenti saja, enggak usah jalan lagi. Lebih
baik bubarkan diri," ancam Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar
Pristono.
Pria yang akrab disapa Pris ini menjelaskan, tak ada
lagi alasan pengelola menuding balik kejadian seperti itu karena
lemahnya pengawasan Dishub. Sebab, sudah berulang kali diminta
memperbaiki manajemen nyatanya tak juga dilakukan buktinya masih banyak
sopir tembak tanpa SIM yang mengemudinya.
"Jangan cari kambing
hitam dengan kurangnya pengawasan. Kalau perusahaan nggak mampu berhenti
saja. Jangan salahkan hilirnya," tambahnya.
Senada dengan ucapan
Pris, Gubernur Jokowi juga kecewa dengan insiden yang memakan korban
jiwa itu. Untuk menyelesaikan masalah ini, Jokowi yakin tak cukup lagi
dengan teguran seperti yang dilakukan sebelumnya.
"Menegur
apanya, ya ganti saja Metromininya, Metromini yang diganti. Itu kalau
nanti sudah ada Metromini yang baru, ada manajemennya, baru kita
ngomong. Kalau nggak ada gimana, wong pemiliknya satu, satu, satu, satu,
gimana mau ngomong sampai jempalitan ya tetep nggak bisa," ucap Jokowi
kesal.
Jokowi mengatakan bahwa sudah 30 tahun
Metromini di Jakarta tidak mengalami kemajuan. Dia pun mengelak jika
dinilai membiarkan permasalahan Metromini yang makin ruwet tersebut.
"Ya
yang membiarkan itu siapa, itu sudah 30 tahun memang. Kenapa 30 tahun
dibiarkan? Kita ngomong apa adanya lah, nggak usah nutup-nutupi. Wong
nyatanya puluhan tahun juga gitu aja. 30 Tahun mana ada pembaharuan,"
ujarnya.
Menanggapi serangan Pemprov DKI, pengusaha Metromini,
Azas Tigor Nainggolan, dengan tegas menolak pembubaran dengan cara
seperti itu.
"Kalau dibubarkan begitu saja enggak setuju, tapi
harus diambil alih manajemennya oleh pemprov," kata Tigor, Kamis (25/7/2013).
Dia menambahkan,
banyaknya mobil tak laik jalan yang masih beroperasi karena lemahnya
pengawasan dari Dinas Perhubungan. Kalau pun beberapa pengawasan sempat
beberapa kali dilakukan, itu cuma seremonial.
"Lihat aja, sopir
harus pakai seragam, sopir harus punya kartu nama, terus razia sebentar,
setelah itu nggak ada lagi. Kan kelihatan mereka yang enggak mau
tertibkan dengan serius," tambahnya.
Pengusaha angkot jurusan
Senen-Manggarai ini menambahkan, lebih kurang ada 1.000 Metromini yang
beroperasi di Jakarta. Tapi sayang yang bener-benar laik jalan dan
mengantongi surat tak lebih dari seratusan.
"Sekarang yang
penting jangan saling menyalahi lah, konsisten aja mengawasi jangan
malah dibiarkan," imbau pria berkepala plontos ini.
Harapan
lainnya, dia juga meminta Jokowi dan Ahok serius dalam transportasi di
Jakarta. Sebab, semua kekurangan soal angkutan umum terutama Metromini,
kata Tigor, sudah pernah dia sampaikan langsung ke Ahok.
"Bulan
lalu itu kita bertemu, ada kadishub juga, katanya siap akan ditertibkan.
Tapi nyatanya mana ada, pencitraan saja," tandas Tigor.
Sumber :
merdeka.cm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar