Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
enggan menanggapi elektabilitasnya yang tinggi dalam setiap survei
capres 2014. Padahal, namanya selalu unggul dibanding para capres senior
seperti Prabowo Subianto, Wiranto, dan Megawati Soekarnoputri.
Jokowi kali ini tampil menjadi narasumber bersama ketua Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Marzuki Alie untuk berbicara mengenai kepemimpinan
nasional dalam diskusi studi kasus di Gedung Biro Operasi Polda Metro
Jaya, Kamis (25/7/2013). Dia berkomentar soal kepemimpinan.
"Kita kadang lupa memimpin untuk siapa. Ya harusnya untuk masyarakat,
untuk rakyat. Saya mungkin memang tidak hafal undang-undang,
aturan-aturan, tapi sebetulnya konstitusi, undang-undang, aturan itu,
rakyat itu sendiri. Ini sangat sering dilupakan," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, saat ini seorang pemimpin harus memiliki pola pikir yang berorientasi pada rakyat.
"Biar nanti seorang pemimpin mengetahui betul siapa rakyatnya, apa yang
dibutuhkan rakyat, bisa membaca imajinasi rakyat, bisa membaca harapan
rakyat. Ke depan, kepemimpinan yang dibutuhkan semua negara, yang
kreatif, yang pro aktif, yang responsif membaca perubahan-perubahan baik
nasional maupun internasional," terang Jokowi.
Sementara itu, Marzuki Alie menilai popularitas Jokowi diuntungkan
karena keadaan masyarakat era sekarang yang ingin disentuh dan ingin
diperhatikan secara langsung.
"Tergantung situasi, makanya Jokowi diuntungkan pada situasi ini. Siapa
tahu nanti 20 tahun mendatang, situasi berubah dan kepemimpinan Jokowi
sudah tak cocok diterapkan," kata Marzuki.
Lebih lanjut, Marzuki menilai kepemimpinan itu tergantung pada era-era
tertentu karena dinamika dan situasi bangsa mulai berkembang.
"Yang penting dipahami, isi pembangunan bangsa tidak akan lepas dari
konstitusi. Pemerintah harus memberikan kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan pada rakyatnya. Ini arahnya harus ke sana," tutup Marzuki.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar