Banyak yang melirik Jokowi menjadi capres, namun selalu dijawab "nggak mikir". Lalu bagaimana jika dia menjadi Kapolri?
Mendengar
pertanyaan itu, Gubernur DKI Jakarta ini sadar diri jika bobotnya yang
hanya 54 kg tidak pantas untuk menjadi Kapolri.
"Saya lihat body saya juga. Masa body begini. Yang salah itu yang tanya, berat 54 kg gini," ujar Jokowi sambil tersenyum.
Jokowi
mengatakan itu menjawab pertanyaan bagaimana seandainya dia menjadi
Kapolri. Pertanyaan dilontarkan oleh peserta diskusi 'Kepemimpinan
Nasional' di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/7/2013). Diskusi itu
juga dihadiri Ketua DPR Marzuki Alie dan Wakabareskrim Irjen Saud Usman.
Puluhan siswa Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri
pendidikan reguler ke-22 tahun 2012 tampil sebagai peserta. Mendengar
jawaban itu, semua peserta tertawa.
Jokowi tentunya tidak ingin
insiden ajudannya yang lebih dikenal warganya saat menjadi Walikota Solo
dibanding dirinya, terulang lagi.
"Nanti terulang lagi waktu
saya jadi walikota. Ajudan saya lebih ganteng daripada saya. Dia yang
lebih sering disalamin daripada saya padahal saya walikotanya," kata
Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini, disambut tawa.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan tips untuk menjadi Kapolri. Menurut Jokowi, menjadi Kapolri itu harus netral.
"Tapi
paling hanya satu, tegas. Tidak terbebani kepentingan ekonomi, politik,
pengaruh kekuasaan. Sehingga betul-betul bisa apapun yang diputuskan
itu jadi enak dan bawahan juga akan mengikuti," paparnya.
Jokowi juga menyebut, pemimpin itu juga harus mengerti siapa rakyatnya dan mau mendengarkan kebutuhan masyarakatnya.
"Pemimpin
harus kembali ke rakyat, bisa baca imajinasi, harapan. Pesan dan
pikiran, rakyat, itu dibutuhkan dalam kepemimpinan horizontal,"
tuturnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar