Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa pembuatan sumur resapan di
sejumlah perusahaan di Jakarta berlangsung lamban. Jokowi berencana
mempercepat proses pembuatan sumur resapan tersebut.
"Sudah berjalan 1,5 bulan. Hanya memang pelaksanaannya memang kurang cepat, ini mau dipercepat," ujar Jokowi, Kamis (30/5/2013).
Jokowi
menjelaskan, keberadaan sumur resapan di gedung-gedung ini memang
terkesan sederhana, tetapi memiliki efek besar. Sumur resapan itu akan
menampung air agar tak terbuang sia-sia atau menggenang dan mengalir ke
sungai sehingga dapat dimanfaatkan menjadi air baku.
Jokowi
menyatakan, bagi perusahaan yang tak membuat sumur resapan di
perkantorannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segan-segan
memberikan sanksi tegas berupa pemblokiran izin. "Bandel-bandel? Ya,
tutup. Buat sumur resapan murah meriah begitu saja kok sulit," ujarnya.
Pagi
tadi Jokowi menandatangani pakta kerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyelenggarakan program
air bermanfaat. Tujuannya menjaga kualitas dan kuantitas air di
Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mendukung pakta
kerja sama tersebut. Hal itu dikarenakan kualitas air di kota besar kian
kotor, berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah penduduk serta
kebutuhan air bersih. "Jangan sia-siakan air, masuk sungai terus
dibuang ke laut. Kita masukkin dulu ke dalam tanah, supaya bisa kita panen," ujarnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar