Deklarasi struktur permanen Koalisi Merah Putih (KMP) Daerah Istimewa
Yogyakarta diwarnai kecaman terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo
menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. “Turunkan Jokowi,” teriak
massa KMP dalam deklarasi yang berlangsung di Taman Hiburan Rakyat
Purowisata, Yogyakarta, Kamis (20/11/2014).
Teriakan itu
terdengar berkali-kali dari kerumunan massa. “Ganti Prabowo,” teriak
para peserta deklarasi sesaat kemudian.
Deklarasi KMP di tingkat Yogyakarta ini dihadiri petinggi koalisi di
tingkat pusat. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis
Pertimbangan PAN Amien Rais datang bersamaan di lokasi deklarasi. Mereka
disusul Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang hadir bersama rombongan
petinggi partai beringin, di antaranya Akbar Tandjung. Selain mereka,
ada juga Presiden PKS Anis Matta serta bekas Ketua Umum PPP, Suryadharma
Ali, dan penggantinya menurut muktamar di Jakarta, Djan Faridz.
Adapun PBB diwakili oleh Sukmo Harsono. Dalam sambutan, ketua tim
pemenangan pemilu PBB itu mengatakan prihatin atas kenaikan harga BBM
bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Dia bertanya apakah keputusan
pemerintah itu menjadi pertanda akan adanya peristiwa yang terjadi dalam
dua bulan atau dua tahun mendatang. “Wallahu alam bishawab,”
katanya tanpa menjelaskan peristiwa yang dimaksud. Ia melanjutkan
pidatonya dengan meminta bantuan dari KMP agar PBB bisa kembali meraih
kursi di DPR.
Di depan para petinggi KMP itu, enam pimpinan partai tingkat DIY
menandatangani kesepakatan koalisi permanen. Mereka adalah Ketua Golkar
Gandung Pardiman, Ketua PAN Immawan Wahyudi, Ketua PBB Yunohedi, Ketua
PPP Syukri Fadholi, Ketua Gerindra Nuryanto, dan Ketua Demokrat Sukedi.
Koalisi ini bekerja sama secara tetap dalam beberapa hal. Di
antaranya dalam menggalang kekuatan di DPRD tingkat provinsi dan
kabupaten serta mendukung calon kepala daerah bersama-sama. “Sejak lama
kami memimpikan deklarasi ini,” kata Gandung Pardiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar