Senin, 20 Oktober 2014

Reaksi Media Australia Atas Pelantikan Jokowi-JK

Media utama di Australia memberikan perhatian khusus atas pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lembaga Penyiaran Publik ABC bahkan menayangkan siaran langsung detik-detik pelantikan di gedung MPR Jakarta.
Dalam siaran langsung ABC News 24 yang dimulai pukul 14.00 siang waktu Melbourne (pukul 10.00 pagi WIB), Jokowi digambarkan sebagai pemimpin Indonesia pertama yang muncul bukan dari kalangan elit politik dan militer.
Ia digambarkan sebagai sosok pedagang furnitur yang menjalankan kampanye politiknya dengan dukungan dari kalangan akar rumput dan voluntir.
Salah seorang narasumber ABC, Tim Palmer, yang pernah bertugas di Indonesia dan menyaksikan pergantian presiden dari Megawati ke SBY, menggambarkan salah satu indikator taraf kehidupan rakyat Indonesia saat itu, yakni tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan.
Menurut dia, baik era Megawati maupun era SBY, indikator mendasar perbaikan taraf hidup rakyat ini tidak mengalami kemajuan berarti. Ia menyebut bahwa contoh ini merupakan gambaran bagaimana kegagalan politik terjadi di Indonesia.
"Jika dia (Jokowi) mampu melakukan perbaikan dalam isu kematian bayi dan ibu melahirkan, hal itu akan sangat memuaskan," jelasnya.
Sementara itu, koran Sydney Morning Herald lebih menyoroti pertemuan formal pertama antara PM Tony Abbott dan Presiden Jokowi seusai pelantikan.
Dalam kesempatan itu PM Abbott secara pribadi mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri Pertemuan G20 bulan depan di Brisbane.
Dilaporkan, Presiden Jokowi belum bisa memastikan apakah akan hadir atau tidak dalam forum ekonomi negara-negara G20 yang dijadwalkan berlangsung 15 dan 16 November 2014.
Selain G20, isu lainnya yang dibahas dalam kesempatan itu adalah investasi dua arah antara Australia dan Indonesia, serta jumlah warga Indonesia yang menuntut ilmu di Australia yang semakin meningkat.
Dilaporkan pula bahwa PM Abbott menyampaikan kepada Presiden Jokowi, bahwa ia meneruskan tradisi pemimpin Australia yang menghadiri pelantikan presiden Indonesia, seperti pernah dilakukan mantan PM John Howard.
Koran lainnya, The Australian, menyoroti pelantikan Jokowi-JK dengan menggambarkan tantangan berat yang harus ditangani pemerintahan baru Indonesia ini.
Salah satunya, adanya kekhawatiran bahwa setiap langkah reformasi yang akan dijalankan pemerintahan ini, akan menghadapi kemungkinan dihambat oleh parlemen yang dikuasai pihak oposisi.
Dilaporkan, masih belum pasti bagaimana Presiden Jokowi bisa melakukan negosiasi secara efektif dengan pihak oposisi di parlemen. (ABC/ Australia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar