Senin, 20 Oktober 2014

KPK Akui Calon Menteri Jokowi Terindikasi Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan sudah menyampaikan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo ihwal tingkat integritas dan potensi berlaku korup para calon menterinya kemarin. Lembaga penegak hukum itu bahkan menyatakan di antara nama calon menteri disodorkan Jokowi, ada beberapa yang terindikasi tidak bersih.
Menurut Wakil Ketua KPK Zulkarnain, dari daftar nama diserahkan kembali kepada Jokowi kemarin malam memang ada yang mendapatkan penilaian buruk. Hal itu diketahui setelah KPK dan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan menelusuri profil para calon pejabat itu.
"Yang berisiko tinggi kami anggap merah, yang kami anggap kurang kami beri warna kuning," kata Wakil Ketua KPK, Zulkarnain, saat dihubungi awak media melalui telepon seluler, Senin (20/10).
Meski demikian, lanjut Zulkarnain, KPK sengaja tidak memberi peringkat atau melakukan seleksi dan hanya memberi penjelasan ihwal latar 43 calon menteri itu. Sebab, keputusan terakhir ada di tangan Jokowi. Dia juga enggan menyebut siapa saja calon menteri ditengarai memiliki profil menyimpang itu.
"Kita enggak pakai istilah lolos enggak lolos, tapi memberikan masukan sesuai yang diminta," ujar Zulkarnain.
Zulkarnain mengatakan, ada tiga indikator buat menilai kredibilitas dan integritas para calon menteri Jokowi. Antara lain keterkaitan mereka dengan perkara korupsi atau ada potensi korupsi. Kemudian, lanjut dia, para calon menteri itu juga ditelusuri tingkat ketaatannya terkait pencegahan korupsi, yakni melaporkan harta kekayaannya dan pemberian (gratifikasi) lainnya. Ketiga adalah adalah pengaduan masyarakat. Dia melanjutkan, penelusuran itu juga melibatkan para penyelidik dan penyidik.
"Kalau ada potensial suspect ya masuk. Kalau ada calon menteri yang begitu, dikasih warna merah," sambung Zulkarnain.
Ketika diminta memaparkan inisial atau jumlah calon menteri Jokowi terindikasi korupsi, Zulkarnain enggan menjelaskannya. Menurut dia, hal itu sangatlah rahasia.
"Ya kita lihat nanti. Ini masih tertutup, saya enggak mau fokus kepada orang per orang," lanjut Zulkarnain.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar