Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar dalam
menyukseskan transisi pemerintahan, para menterinya maupun tim transisi
presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tidak perlu saling kritik maupun
menyalahkan berbagai kebijakan saat ini.
SBY mengingatkan kebijakan saat ini adalah tanggung jawab
pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
Sementara setelah 20
Oktober nanti, kewenangan sepenuhnya ada di pemerintahan baru.
“Dalam pertemuan saya dengan pak Jokowi ada kesepakatan
tak perlulah saling menyalahkan, misal tim beliau mengkritik kebijakan
kami dan kami tidak perlu menyalahkan kebijakan timnya,” kata Yudhoyono
di kantor presiden, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Pemerintah saat ini, kata dia, menjalankan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2014 juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP)
2014.
“Dua terakhir itu tanggungjawab saya beserta saudara semua, yang
dilakukan pemerintahan baru ya tanggungjawab pemerintahan baru,”
katanya.
SBY meminta agar tim Jokowi juga secara tertib mengontak pihak-pihak
yang sudah dipercayakan pemerintahan SBY. Hal itu untuk berkomunikasi
lebih lanjut tentang berbagai isu, terutama mengenai perekonomian,
politik hukum dan keamanan serta kesejahteraan rakyat.
Mengenai hal lain seperti kelembagaan bisa ditindaklanjuti kepada
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi. “Saya dan wapres
(wakil presiden) melakukan supervisi,” katanya.
SBY Sering Dikirimi SMS Sampah Oleh Tim Transisi Jokowi
SBY mengaku banyak mendapat pesan singkat atau short message service
(SMS) dari sejumlah orang yang mengaku utusan tim transisi Jokowi. SBY mengatakan, SMS itu berisi permintaan konsultasi kepadanya
dari orang-orang yang merasa akan menjadi menteri di Kabinet Jokowi
kelak. SBY menilai SMS seperti itu tak penting.
"Saya beberapa
saat lalu mendapat pesan SMS, bukan hanya jajaran pemerintahan atau
kabinet, tetapi di luar itu. Bunyinya seperti ini 'Pak, saya diundang
oleh tim untuk membahas a,b,c,d'," ungkap SBY dalam Sidang Kabinet
Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
SBY pun
membalas pesan itu dan mengatakan tidak tepat membahas demikian. Menurut
SBY seharusnya tim transisi langsung berkonsultasi dengan Menteri
Koordinator yang telah ditunjuknya, bukan justru calon menteri yang akan
duduk di pemerintahan Jokowi.
"Saya bilang, kalau itu mungkin
tidak tepat karena kalau mengundang membahas yang masih menjadi tanggung
jawab pemerintahan sekarang ini tanggung jawab saya ya kurang tepat,"
ujar SBY.
SBY pun akan membahas kembali soal transisi ini di
sidang kabinet paripurna sekarang. Menurutnya pembahasan ini penting
agar tim transisi yang dimaksud tidak salah memaknainya.
"Ini
perlu agar jangan sampai transisi yang dimaksud konsultasi ini dimaknai
seperti itu. Misalnya kebijakannya kok begitu, harusnya begini. Tidak.
Karena yang bertanggung jawab saya," tegas SBY.
SBY mengatakan
seharusnya tim transisi menghubungi pihaknya dan menanyakan isu-isu
penting yang kini sedang dialami pemerintahannya. Hal ini sebenarnya
sudah disepakati SBY dan Jokowi saat bertemu di Bali.
"Justru
anda membaca agenda utama, boleh sampaikan isu penting, masalah mendasar
dan tantangan yang kita hadapi agar beliau lebih utuh pengetahuannya,"
ujar SBY.
"Misalnya ada pertanyaan kalau RAPBN ada elemen seperti itu bisa kita jelaskan, berikan informasi yang diberikan," ujarnya lagi.
Namun
demikian, SBY dan Jokowi berjanji tidak akan saling menyalahkan,
misalnya tim transisi mengkritik kebijakan pemerintahannya.
"Presiden
terpilih hampir pasti menjalankan janji-janji beliau sesuai kampanye
kemarin itu hukum dan etika politiknya, sedangkan yang kita lakukan ini
sesuai RKP 2014 dan APBN-P 2014," sindir SBY.
Sudah Yakinkan Luar Negeri
SBY lebih lanjut mengatakan, ia sudah meyakinkan para pemimpin negara
lain bahwa penggantinya, Presiden Jokowi, akan melanjutkan
persahabatan dengan negara-negara lain seperti pada masa
pemerintahannya. Bahkan, persahabatan dan kerja sama kata dia akan
ditingkatkan lagi.
“Saya katakan, hampir pasti presiden baru akan menjaga dan
melanjutkan apa yang sudah berjalan dengan baik,” kata SBY dalam
pembukaan sidang kabinet paripurna di kantor presiden, Jakarta, Jumat
(5/9/2014).
Hal itu kata dia baru-baru ini juga disampaikan SBY saat dia bertolak
ke Timor Leste dan Singapura. Di Singapura, kata SBY, tak hanya
pertemuan bilateral namun juga pertemuan tahunan dengan Singapura dan
Australia.
Kepada Jokowi, kata SBY, juga sudah disampaikannya,
pemimpin dunia berharap Jokowi terus bisa menjalin hubungan baik dengan
mereka.
“Itu harapan mereka semua menjaga hubungan baik antara kita dan negara sahabat,” kata SBY. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar