Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) hari ini menerima
berbagai usulan nama-nama menteri dari relawan untuk masuk ke dalam
kabinet pemerintahannya mendatang. Salah satunya dari relawan yang
membuat polling atau jajak pendapat melalui website www.kabinetrakyat.org.
Jokowi
menerima semua masukan nama-nama menteri dari siapa pun termasuk dari
para relawan.
Namun, dia tetap akan menyaring karena usulan mereka ada
yang baik dan ada juga yang tidak.
"Tadi relawan memberikan
usulan kepada kita dan saya buka. Tadi ada yang tidak pas, tapi banyak
juga yang baik-baik," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Meski demikian, Jokowi enggan menyebutkan mana
saja nama yang layak menjadi menteri dan nama yang kurang pas, atau
bahkan nama-nama yang sebelumnya tidak pernah didengar sama sekali.
Mantan
Wali Kota Solo itu menilai, dari nama-nama yang tidak populer bisa saja
ada yang mempunyai kemampuan, maka dari itu perlu dilakukan
pencarian-pencarian lebih dalam, supaya kadidat menteri yang akan
mengisi kabinetnya memiliki kompetensi sesuai bidangnya masing-masing.
"Pokoknya dari nama tadi ada yang tidak pas, ada juga yang pas. Tidak usah saya sebutkanlah," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pagi tadi beberapa orang relawan dari admin
www.kabinetrakyat.org mendatangi Gedung Balai Kota Jakarta.
Rekam Jejak Sangat Penting
Proses seleksi harus dilakukan secara teliti agar tidak merekrut menteri yang berpotensi melakukan korupsi.
"Seleksi harus benar. Rekam jejak harus betul-betul dilihat," kata Jokowi, Kamis (4/9/2014).
Selain rekam jejak, lanjut Jokowi, ada beberapa hal penting lain yang
juga harus dipenuhi kandidat menteri. Antara lain, integritas dan harta
kekayaan yang wajar. Untuk mengetahui itu bisa melalui KPK dan PPATK.
"Meski pun itu juga tidak menjamin. Karena sekarang kamu baik banget, tapi kalau sering digoda bisa jadi tidak baik," kata presiden terpilih yang baru akan dilantik pada 20 Oktober tersebut.
Karenanya, lanjut Jokowi, pemerintah harus membangun sistem untuk
mencegah korupsi. Sistem itu harus dibuat berbasis teknologi informasi
agar bisa dipantau secara real time dan menghindari orang melakukan
transaksi secara tatap muka.
Ia kemudian menyebut sistem pemerintahan yang sudah dibangun di Jakarta. Yakni e-budgeting, e-catalog, e-audit, pajak online. Sistem itu disebut sudah terbukti berhasil menutup pintu korupsi.
"Artinya sistem akan mengurangi peluang untuk bermain. Plus law enforcement juga harus benar," kata mantan wali kota Solo tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar