Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) menginginkan di
pemerintahannya nanti pengurangan anggaran subsidi untuk bahan bakar
minyak (BBM) bisa terealisasi. Dengan begitu, dana tersebut bisa
dialihkan ke sektor-sektor yang lebih produktif dan dapat dirasakan
manfaatnya langsung oleh masyarakat.
"Subsidi dialihkan kepada
usaha-usaha produktif, kepada sektor produktif yang berhubungan dengan
masyarakat bawah, usaha produktif itu apa. Misalnya usaha-usaha kecil di
kampung-kampung. Terus usaha mikro di desa-desa. Kemudian, pupuk untuk
petani, pestisida untuk petani,solar untuk nelayan, mesin-mesin kapal
untuk nelayan," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/8/2015).
Dia
menilai, subsidi yang selama ini diberikan kepada masyarakat tidak
tepat sasaran. Untuk meluruskan rencana pengalihan subsidi ke sektor
produktif, Jokowi akan mengontrol dengan sistem kartu yang akan
terkoneksi dengan bank.
"Oleh sebab itu, sistem yang akan kita
pakai ini adalah sistem kartu, terus semuanya sistem kartu lewat
perbankan. Pokoknya sistem paynya pakai perbankan. Ini kan masih proses
perencanaan dan penggodokan," katanya.
Sebelumnya, Jokowi
mengharapkan ada penekanan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi
sebelum dilantik sebagai Presiden RI. Sebab saat ini, kelangkaan premium
tengah terjadi di masyarakat.
"Tapi alangkah lebih baik kalau sebelum (pemerintahan baru)," ujarnya.
Rencana itu sedang dibicarakan Jokowi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Akan lebih baik itu disetujui. Tapi kan kami bertemu dulu," terang Jokowi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar