Sabtu, 23 Agustus 2014

Sangat Tepat, Pengawalan Jokowi-JK Dilaksanakan Paspampres

Pengawalan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sejak Jumat siang kemarin (22/08/2014) secara resmi diserahkan dari satuan tugas (Satgas) Polri ke Satgas Pasukan pengamanan presiden (Paspampres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Keputusan itu sangat tepat.
Selain sesuai dgn Keppres no 31 tahun 2004 tentang Pengamanan dan Pengawalan Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, juga karena selama ini Paspampres profesional sekali dalam melakukan pengamanan VVIP dan kemampuannya diakui banyak negara termasuk negara-negara maju.
"Keputusan mengalihkan tugas pengamanan terhadap Pak Jokowi dan Pak JK dari Polri ke Paspampres sangat tepat. Itu sesuai dengan Keppres," ujar pengamat kepolisian dan militer Aqua Dwipayanana pada Minggu (23/8/2014) saat diminta tanggapannya mengenai hal tersebut.
Pada Keppres tersebut, lanjut Aqua, di Pasal 4 tertulis Pengamanan dan pengawalan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dilaksanakan oleh Paspampres terhitung sejak menetapkan secara resmi pasangan Presiden dan Wakil Presiden.
Sedangkan di Pasal 5 ditulis Pengamanan dan pengawalan calon Presiden dan calon Wakil Presiden dilaksanakan pada (1) Kediaman calon Presiden dan calon Wakil Presiden. (2) Perjalanan dan rute calon Presiden dan calon Wakil Presiden. (3) Tempat-tempat kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan calon.
Dengan keputusan Mahkamah Konstitusi pada Kamis (21/8/2014) yang menolak seluruh permohonan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, berarti pasangan Jokowi-Jk resmi menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. Sehingga keduanya langsung mendapat fasilitas pengamanan dari Paspampres.
"Selama ini di Indonesia yang paling profesional dan sangat terlatih mengamankan para VVIP termasuk presiden dan wakil presiden adalah Paspampres. Begitu hebatnya kemampuan Paspampres sehingga negara-negara maju di dunia mengakui dan bahkan ada beberapa negara termasuk China yang mengirimkan delegasinya khusus ke Indonesia untuk belajar mengamankan tamu VVIP ke Paspampres," ungkap Aqua yang sejak lama menjadi dosen Komunikasi di lingkungan TNI-Polri.
Menurut pengamatan Aqua selama ini para anggota Paspampres adalah orang-orang terbaik dari berbagai kesatuan di TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara). Mereka berasal dari Sabang sampai Merauke. Sehingga nuansa Bhinneka Tunggal Ikanya sangat terasa.
Selain postur tubuhnya yang tinggi dan tegap agar bisa mengawal VVIP, kepada mereka selalu ditekankan pentingnya melaksanakan etika komunikasi dengan ramah, santun, dan sopan pada siapa pun juga. Namun tetap bersikap siaga, waspada, mawas diri, dan tegas.
Aqua menambahkan, dengan lebih awal melakukan pengawalan terhadap presiden dan wakil presiden akan memudahkan proses adaptasi bagi Jokowi-JK. Sebelum dilantik pada 20 Oktober 2014 mendatang mereka berdua sudah lebih dulu berinteraksi dengan jajaran Paspampres yang selama 24 jam sejak kemarin hingga 2019 selalu dengan setia mendampingi mereka.
Bagi Jokowi, kata Aqua, didampingi Paspampres untuk mengamankan dirinya mungkin agak canggung karena itu baru pertama kali dilaksanakan. Sedangkan bagi JK sudah biasa karena sejak dilantik jadi wakil presiden pada 20 Oktober 2004 sampai sekarang ke mana pun dia pergi selalu bersama anggota Paspampres.
Mengenai keinginan Jokowi untuk mengurangi jumlah personel Paspamres yang mengawal dirinya menurut Aqua hal tersebut pasti bisa dibicarakan dengan Komandan Paspampres Mayjen TNI Doni Monardo. Terpenting standar operasional pengamanan presiden terpilih dalam menjalankan tugasnya ke depan tetap terjaga dengan baik.
Selama ini Jokowi dikenal sangat dekat dengan rakyat. Di mana pun dia berada, selalu berinteraksi akrab dengan masyarakat. Kebiasaannya itu tentu harus dipahami oleh Paspamres yang mengawalnya. Sehingga pengamanannya dilakukan secara fleksibel.
"Melihat profesionalisme Paspampres selama ini dalam bertugas saya yakin keinginan Pak Jokowi tersebut dapat diakomodir dengan baik. Saya telah beberapa kali melihat sendiri fleksibelitas Paspampres saat mengamankan Presiden SBY & Ibu Ani Yudhoyono. Terakhir ketika meresmikan Menara Bendera dan Patung di Bukit Merah Putih Kawasan Indonesia Peace and Security Center Sentul, Bogor, pada Selasa sore (19/8/2014)," ujar Aqua.
Waktu itu lanjut kandidat doktor Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini, SBY berbaur secara dekat dan akrab dengan belasan ribu masyarakat yang hadir termasuk tentara dari berbagai negara. Bahkan ada yang mengajak SBY foto selfie dan tanpa canggung SBY menyalami peserta lomba panjat pinang. Semuanya dilakukan SBY dengan gembira dan tanpa beban. Sementara anggota Paspampres tetap dengan sopan dan ramah mengawasinya dari dekat.
Aqua justru memiliki catatan tentang perilaku seorang pengawal Jokowi dari Satgas Polri yang dinilainya over acting dan sikapnya berlebihan. Kejadiannya Jumat sore kemarin seusai Jokowi bersama puluhan wartawan makan di resto Hanamasa, Menteng Huis, Menteng Jakarta.
Waktu itu ketika Jokowi menuju mobilnya ada seorang pengawalnya yang menyikut beberapa pengunjung termasuk Aqua sendiri terkena sikutannya. Padahal seorang pengawal presiden harus bersikap humanis namun tetap tegas. Jangankan menyikut, mendorong orang lain yang posisinya dekat dengan orang yang dikawalnya, agar diupayakan semaksimal mungkin tidak dilakukan.
Teguran dapat dilakukan dengan ramah dan sopan. Sehingga tidak menimbulkan antipati terhadap pengawal yang bersikap tidak ramah tersebut.
"Selama ini saat mengikuti berbagai kegiatan Presiden SBY baik di dalam maupun di luar negeri, saya sekali pun tidak pernah melihat perilaku anggota Paspampres yang seperti itu. Mereka sangat beretika, santun, dan ramah pada semua orang. Namun tetap bersikap waspada dan mawas diri terutama mengawasi kondisi di sekitar obyek VVIP yang dikawalnya," ujar Aqua menutup komentarnya.  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar