Kamis, 26 Juni 2014

Warga Tionghoa Minta Jokowi Selesaikan Kasus HAM

Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri temu muka dengan Indonesia Tionghoa (INTI) di Ball Room, Hotel Suncity, Glodok, Jakarta Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi diharapkan dapat menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) yang selama ini tidak jelas.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan INTI Budi Santoso mengatakan, bergantinya kepemimpinan di Indonesia tidak berarti penyelesaian kasus HAM di Indonesia terselesaikan.
Dia mengharapkan, pasangan capres cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dapat menyelesaikannya.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," katanya, Kamis (26/6/2014).
Dia menambahkan, Indonesia seharusnya menjadi bangsa yang plural. Karena terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Sehingga, Jokowi - JK mampu memberi perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia begitu plural, kami menitip pesan kepada siapapun yang memimpin, bahwa Indonesia harus dijaga keutuhannya, tidak peduli apa agamanya, bahkan ada yang tidak beragama sekalipun. Kami percaya, Jokowi - JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman," ujarnya.
Terkait undangan yang disampaikan kepada Jokowi, salah seorang pendiri INTI Benny Gatot Setiono membantah kalau pihaknya mendukung Jokowi - JK sebagai capres 2014. Karena undangan tersebut diberikan agar Jokowi dapat mengenal INTI sebagai organisasi yang memerangi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa.
"Pertama untuk mengenal apa itu INTI. Lahir 10 April 99 sebagai buah reformasi, waktu itu keadaan negara penuh UU diskriminatif dan puncaknya peristiwa Mei yang kelam. INTI tidak berpolitik, tidak mendukung siapa-siapa. Tapi kami punya kewajiban memberikan pendidikan politik dan tanggungjawab sebagai anak bangsa," ungkap Benny.
Terkait kasus HAM yang banyak menjadikan warga Tionghoa sebagai korban, Benny pun menganggap, saat ini banyak warga Tionghoa yang pesimis kejahatan HAM di Indonesia tidak akan selesai.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Jokowi datang ke acara tersebut dengan didampingi oleh Teten Masduki, Maruarar Sirait dan ekonom Faisal Basri. Mantan walikota Solo itu pun langsung mendapatkan sambutan cukup meriah dari para pengurus INTI setibanya di lokasi acara.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar