PDIP diprediksi akan kesulitan mendapat teman koalisi jika berkukuh tak
mau bagi-bagi jatah kursi menteri. Meski demikian, PDIP tetap pada
pendiriannya.
Meski punya figur populer seperti Jokowi, PDIP
disarankan tetap membentuk koalisi besar. Agar, jika akhirnya keluar
sebagai pemenang, koalisi yang dibangun PDIP di DPR bisa menyokong
pemerintah. Jika tidak, dikhawatirkan pemerintahan yang dibangun PDIP
akan 'dikerjai' bahkan bisa jadi Jokowi dimazulkan seperti Gus Dur.
"Sepanjang
kami berniat dan bekerja untuk rakyat, apalagi ada istilah Vox Populi
Vox Dei (Suara rakyat suara tuhan), tentu kami siap bersama rakyat
menghadapi masalah yang maupun yang akan timbul kemudian hari," kata
Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga dalam pernyataan terulis Sabtu
(19/4/2014).
Eriko mencontohkan, duet Jokowi-Ahok di DKI juga
didukung oleh koalisi kerempeng PDIP-Gerindra, hanya 17 dari 94 kursi di
DPRD Jakarta. Namun, menurut Eriko, pemerintahan keduanya bisa berjalan
baik, karena ada dukungan dari rakyat.
"Pengesahan APBN terus
mundur, tapi toh akhirnya disetujui karena DPRD Jakarta berhadapan
langsung dengan rakyat Jakarta," ujarnya.
"Membangun Indonesia
yang lebih baik itu harus berdasarkan kepentingan rakyat. Kami harap
bisa kerja sama dengan banyak partai. Tapi kalaupun tidak, maka yang
paling utama ialah kerja sama dengan rakyat," tambah Eriko.
Hingga
saat ini PDIP baru mengikat koalisi dengan NasDem. Gabungan dua parpol
ini memang sudah cukup untuk mengusung Jokowi. Namun diprediksi akan
kesulitan menyokong pemerintahan.
"Saya rasa PDIP sudah teruji
menjalani sesuatu dari situasi yang sulit. Begitu juga Pak Jokowi,
punya sikap tegas tanpa kompromi. Sekali lagi semua demi kepentingan
rakyat. Kami percaya Yang Maha Kuasa pasti melindungi," tegas Eriko.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar