Sabtu, 19 April 2014

Gerilya Prabowo dan Jokowi, Jajaki Koalisi Lewat Nasi Kebuli

Dua capres potensial 2014, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, bergerilya menemui partai-partai politik lain menjajaki rekanan politik. Lewat sajian nasi kebuli, mereka berlomba merengkuh koalisi.
Entah kebetulan atau memang sudah tradisi, nasi kebuli sama-sama tersaji ketika dua capres yang punya tensi persaingan tinggi itu menjajaki koalisi. Kuliner khas Timur Tengah nan bergizi itu jadi mediator lezat yang disajikan partai dan Ormas Islami.
Lobi kebuli kali pertama dimulai saat capres PDIP Joko Widodo tandang ke PKB untuk bersilaturahim pada Sabtu (12/4/2014). Sebagai tuan rumah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memberikan sambutan hangat.
Jokowi diajak salat Magrib berjamaah dan lantas menyantap nasi kebuli. Jokowi mengaku puas dengan perut terisi.
"Tadi setelah salat Magrib berjamaah dan makan nasi kebuli sampai kenyang sekali. Daging kambingnya sangat empuk. Nggak tahu siapa yang masak. Bu Muhaimin atau siapa," kata Jokowi dengan senyum, di Kantor DPP PKB, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat.
Lobi dengan selingan perut juga dilakukan Prabowo Subianto. Capres Partai Gerindra ini memulai safari politiknya secara senyap. Ini juga dilakukan Prabowo ketika mengunjungi Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj di rumahnya pada Selasa (15/4/2014).
"Makan nasi kebuli sama anak-anaknya Pak Said," kata penjaga rumah Said Aqil yang biasa disapa Pak Prayit kepada wartawan di rumah Said Aqil, Jl Sadar Raya, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Pak Prayit yang mengenakan peci dan seragam Banser mengatakan nasi kebuli sengaja dipesan untuk menjamu Prabowo. Suasana pertemuan berlangsung hangat. Usai pertemuan, Prabowo hanya tertawa terbahak saat dikonfirmasi kunjungannya terkait penggalangan dukungan pencapresan.
"Silaturahim sahabat," ucap Prabowo dari atas Lexus putihnya.
Selang beberapa hari, 'ritual kebuli' dilakoni lagi oleh mantan Komandan Jenderal Kopassus ini. Tak lagi safari politik senyap, Prabowo menyambangi markas PPP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) untuk 'menjemput' dukungan Ketua Umum Suryadharma Ali.
Setelah berbincang sekitar 30 menit di ruang ketum PPP, Prabowo dan SDA bersama jajaran teras kedua partai berjalan ke lantai 3 gedung DPP PPP untuk menyantap nasi kebuli.
Suryadharma dan Prabowo terlihat mengambil nasi kebuli yang telah dihidangkan di atas meja untuk dituangkan ke piring mereka masing-masing. Kedua tokoh beda partai inipun mulai melakukan pembicaraan hangat.
'Efek kebuli', dalam artian yang tentu saja imajinatif, terhadap relasi politik berbeda-beda. Pada silaturahim yang dijalin Jokowi, belum ada kesepakatan antara PDIP dengan PKB.
PKB juga menyorongkan Mahfud MD, Jusuf Kalla, atau Rhoma Irama menjadi cawapres Jokowi, meski itu juga belum 'deal'. Bahkan PKB malah menyatakan ingin menjalin komunikasi terus dengan poros politik yang masih misterius.
"Kita hanya fokus ke 2 (partai). Komunikasi dengan poros satunya jalan terus," kata Ketua DPP PKB Helmy Faishal di Kantor DPP PKB Jl. Raden Saleh, Jakpus, Senin (14/4/2014).
'Efek kebuli' pada Prabowo dapat dilihat dari begitu eksplisitnya dukungan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali ke capres partai berlambang kepala elang itu. Namun, seperti diketahui, 'efek kebuli' PPP-Gerindra juga berakibat pada semakin kencangnya goncangan dalam internal Partai Ka'bah.
Bahkan Sekjen PPP Romahurmuziy dan kawan sehaluannya lantas mengganjar Suryadharma dengan peringatan pertama. Ini karena Suryadharma dianggap melanggar AD/ART partai lewat langkahnya mendeklarasikan dukungan ke Prabowo.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar