Dua capres potensial 2014, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, bergerilya
menemui partai-partai politik lain menjajaki rekanan politik. Lewat
sajian nasi kebuli, mereka berlomba merengkuh koalisi.
Entah
kebetulan atau memang sudah tradisi, nasi kebuli sama-sama tersaji
ketika dua capres yang punya tensi persaingan tinggi itu menjajaki
koalisi. Kuliner khas Timur Tengah nan bergizi itu jadi mediator lezat
yang disajikan partai dan Ormas Islami.
Lobi kebuli kali pertama
dimulai saat capres PDIP Joko Widodo tandang ke PKB untuk bersilaturahim
pada Sabtu (12/4/2014). Sebagai tuan rumah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar
alias Cak Imin memberikan sambutan hangat.
Jokowi diajak salat Magrib berjamaah dan lantas menyantap nasi kebuli. Jokowi mengaku puas dengan perut terisi.
"Tadi
setelah salat Magrib berjamaah dan makan nasi kebuli sampai kenyang
sekali. Daging kambingnya sangat empuk. Nggak tahu siapa yang masak. Bu
Muhaimin atau siapa," kata Jokowi dengan senyum, di Kantor DPP PKB, Jl
Raden Saleh, Jakarta Pusat.
Lobi dengan selingan perut juga
dilakukan Prabowo Subianto. Capres Partai Gerindra ini memulai safari
politiknya secara senyap. Ini juga dilakukan Prabowo ketika mengunjungi
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj di rumahnya pada Selasa (15/4/2014).
"Makan
nasi kebuli sama anak-anaknya Pak Said," kata penjaga rumah Said Aqil
yang biasa disapa Pak Prayit kepada wartawan di rumah Said Aqil, Jl
Sadar Raya, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Pak Prayit yang mengenakan peci dan seragam Banser mengatakan nasi
kebuli sengaja dipesan untuk menjamu Prabowo. Suasana pertemuan
berlangsung hangat. Usai pertemuan, Prabowo hanya tertawa terbahak saat
dikonfirmasi kunjungannya terkait penggalangan dukungan pencapresan.
"Silaturahim sahabat," ucap Prabowo dari atas Lexus putihnya.
Selang
beberapa hari, 'ritual kebuli' dilakoni lagi oleh mantan Komandan
Jenderal Kopassus ini. Tak lagi safari politik senyap, Prabowo
menyambangi markas PPP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (18/4)
untuk 'menjemput' dukungan Ketua Umum Suryadharma Ali.
Setelah
berbincang sekitar 30 menit di ruang ketum PPP, Prabowo dan SDA bersama
jajaran teras kedua partai berjalan ke lantai 3 gedung DPP PPP untuk
menyantap nasi kebuli.
Suryadharma dan Prabowo terlihat
mengambil nasi kebuli yang telah dihidangkan di atas meja untuk
dituangkan ke piring mereka masing-masing. Kedua tokoh beda partai
inipun mulai melakukan pembicaraan hangat.
'Efek kebuli', dalam
artian yang tentu saja imajinatif, terhadap relasi politik berbeda-beda.
Pada silaturahim yang dijalin Jokowi, belum ada kesepakatan antara PDIP
dengan PKB.
PKB juga menyorongkan Mahfud MD, Jusuf Kalla, atau
Rhoma Irama menjadi cawapres Jokowi, meski itu juga belum 'deal'. Bahkan
PKB malah menyatakan ingin menjalin komunikasi terus dengan poros
politik yang masih misterius.
"Kita hanya fokus ke 2 (partai). Komunikasi dengan poros satunya jalan
terus," kata Ketua DPP PKB Helmy Faishal di Kantor DPP PKB Jl. Raden
Saleh, Jakpus, Senin (14/4/2014).
'Efek kebuli' pada Prabowo
dapat dilihat dari begitu eksplisitnya dukungan Ketua Umum PPP
Suryadharma Ali ke capres partai berlambang kepala elang itu. Namun,
seperti diketahui, 'efek kebuli' PPP-Gerindra juga berakibat pada
semakin kencangnya goncangan dalam internal Partai Ka'bah.
Bahkan
Sekjen PPP Romahurmuziy dan kawan sehaluannya lantas mengganjar
Suryadharma dengan peringatan pertama. Ini karena Suryadharma dianggap
melanggar AD/ART partai lewat langkahnya mendeklarasikan dukungan ke
Prabowo.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar