Bak pertandingan sepakbola, rivalitas kedua capres berelektabilitas
tinggi, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, berlangsung seru. Dengan
strategi yang berbeda, keduanya berusaha mencetak dukungan dari
partai-partai lain. Sejauh ini, kedudukan masih sama kuat.
PDIP,
partai yang mencapreskan Jokowi, sudah memastikan satu partai koalisi,
yakni Partai NasDem. Setelah melancarkan gerilya terbuka ke sejumlah
parpol, akhirnya PDIP mampu menggandeng NasDem lewat pertemuan 'delapan
mata' yang diikuti oleh Jokowi, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Ketum NasDem
Surya Paloh, dan Sekjen NasDem Patrice Rio Capella, Sabtu (12/4) lalu.
Gerindra,
partai yang mencapreskan Prabowo, memilih strategi diam-diam alias
'senyap'. Tanpa banyak sorotan kamera, Prabowo melancarkan silaturahmi
ke sana-sini.
Namun ketika Ketum PPP Suryadharma Ali naik panggung
Prabowo dan menyatakan dukungan pencapresan ke mantan Komandan Jenderal
Kopassus itu, semakin jelaslah arah politik dua partai ini. Meski
langkah Suryadharma ke kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno, Senayan,
Jakarta, Minggu (23/3/2014), itu disusul oleh kegoncangan di internal
PPP, namun toh kemesraan dua partai itu tak surut.
Terakhir, hari
ini, Gerindra dan PPP benar-benar berpegangan tangan erat. Prabowo
bersama Waketum Gerindra Fadli Zon dan Sekjen Ahmad Muzani menyambangi
markas PPP. Suryadharma akhirnya memberi dukungan penuh untuk Prabowo.
"Saya
ingin menyampaikan pada kesempatan ini rasa haru saya atas kepercayaan
yang disampaikan oleh Bapak Suryadharma Ali dan seluruh unsur pimpinan
Partai Persatuan Pembangunan," ujar Prabowo dalam jumpa pers deklarasi
dukungan di kantor DPP PPP, Jl Diponegoro, Jakpus, Jumat (18/4/2014).
Maka,
skor koalisi untuk PDIP vs Gerindra jadi 1-1. Namun pertarungan belum
berakhir, apalagi malam ini Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan
sejumlah elite PDIP tengah berada di Bali. Mereka akan menghadiri acara
resepsi pernikahan pernikahan di Ubud, Bali. Yang menarik, Ketum Golkar
bersama sejumlah elitenya juga berada di Bali.
Kabar yang
diterima detikcom, kedua pucuk pimpinan partai politik itu akan
melakukan pertemuan terkait Pilpres 2014. Meski pihak PDIP menyatakan
tak ada agenda politik di Bali, namun anehnya capres PDIP Jokowi
diam-diam tanpa mau diketahui wartawan ternyata juga meluncur ke Bali.
Prasangka terkait pencapresan menjadi semakin liar.
Jika benar pertemuan itu terjadi, apakah hasil pertemuan PDIP-Golkar itu akan mengubah skor menjadi 2-1 ? Kita tunggu saja.
Sumber :
detik.com
Patokan pilpres nanti jangan mentok di indikator lobby koalisi parpol.
BalasHapusYg perlu dan penting dipertimbangkan tak lain adalah sosok/penokohan capres yg menentukan menang atau tdknya capres tsb. Silahkan pertimbangkan logika ini.
1. Para golputer itu sangat banyak berpeluang sadar memilih:
2. Kemandirian pribadi kader parpol tertentu yg berakibat memilih penokohan capres di luar parpolnya.
3. Parpol itu hanya media dan yg menjadi penentu adalah figur dan rakyat yg memilih